Allah Is My GOD, Islam Is My Religion, Muhammad Is My Prophet, Quran Is My Book. Alhamdulillah

Jumat, 05 Oktober 2012

SRIKANDI-SRIKANDI ACEH


 SRIKANDI ACEH 
01. POCUT BAREN

Riwayat Hidupnya.
Pocut Baren lahir diperkirakan lahir pada tahun 1880 di  Tungkop. Ia putri seorang uleebalang Tungkop bernama Teuku Cut Amat. Daerah uleebalang Tungkop terletak di Pantai Barat Aceh. Setelah ia dewasa ia menikah dengan Keujruen Gume.  Suaminya juga seorang uleebalang yang memimpin perlawanan di Woyla. Pocut Baren merupakan profil wanita yang tahan menderita, sanggup hidup waktu lama dalam pengembaraan di gunung dan hutan belantara mendampingi suaminya. Ia disegani oleh para pengikut, rakyat dan juga musuh. Ia berjuang sejak muda dari tahun 1903 hingga tahun 1910.

Perjuangannya
           Setelah mengetahui persembunyaian tempat lasykar Pocut Baren di Gunung Mancang, Belanda mengirimkan lebih kurang 2 Brigade ke gunung tersebut. Ketika mereka melintasi gunung tersebut, mereka tiba-tiba diserang oleh laskar Pocut Baren dengan persenjataan pedang dan lembing yang keluar dari dalam semak berlukar pendakian gunung tersebut. Hal ini membuat Letnan H Scheuler Komandan Bivak tanoh Mirah Marah. Karena dari dua Brigade serdadunya hanya dua orang yang selamat kembali ke pos untuk meminta bantuan. Selanjutnya komandan Kuala Bhee meneruskan laporannya ke Meulaboh. Sementara itu hubungan kawat antara kuala bhee dengan meulaboh di rimba juga telah diputuskan oleh pasukan Pocut Baren.
        Pasukan Belanda akhirnya menemukan jalan masuk ke pintu gua. Dengan bantuan tentara yang datang dari kuala bhee dan tangsi mereka berusaha masuk ke dalam gua. Namun baru seperempat jam berjalan mereka dikepung oleh lasykar Pocut Baren yang telah menunggu sambil sembunyi di celah batu-celah batu gua dengan pedang dan tombaknya. Sementara Comandan Kapten P.H.A Helddens yang saat itu menjadi Gezegbebber di Mmeulaboh mengirimkan lagi 4 brigade ke tanoh mirah untuk menjaga pintu gua tersebut. Dengan demikian ia berupaya menhancurkan lasykar Pocut Baren yang ada dalam gua tersebut. Pasukan lasykar pocut baren akan kelaparan karena kekurangan makanan.
        Sebulan lamanya tidak ada perlawanan dari pocut baren dan belanda. Namun pocut tetap waspada. Setelah mendapat bantuan dari Kutaraja yang diantar oleh kepala labertos melalui gempang dan tangse, Belanda kembali melakukan penyerangan dan masuk ke dalam gua. Pertempuran sengit pun kembali terjadi, pasukan Pocut memberikan perlawanan yang gigih tampa takut untuk mati demi membela tanah air dan agama mereka. Pasukan Pocut menggulingkan batu ke bawah. Di pintu gua mereka betempur dengan tombak dan lembing. Pertempuran belangsung selama dua jam, banyak korban yang jatuh. Serdadau Belanda yang menyerang masuk ke dalam gua tidak pernah keluar lagi.  Melihat betapa berat yang lawan yang dihadapi oleh belanda. Akhirnya komandan pasukan belanda memerintahkan agar jangan menyerang lagi, melainkan hanya menjaga pintu gua. Mereka mengirim ekpedisi ke sekeliling gunung. Selama enam bulan mereka mejaga pintu gua. Dan pada akhirnya mereka menemukan bahwa ada 4 pintu masuk ke gua tersebut. Sebelah timur, selatan, barat dan utara.
        Setelah megumpulkan semua kekuatannya tentaranya, disertai 12 brigade yang di datangkan dari tempat lain, Belanda menyerang lagi dari 4 pintu keliling gunung itu. Pertempuran kembali sengit. Namun belanda masih gagal untuk masuk ke dalam gua. Sejak pukul 3 sore mereka berkemah di dapan pintu gua bagian barat. Keesokannya mereka menyerang lagi di bagian pintu Utara akan tetapi Pasukan Belanda Kembali gagal dan gagal untuk masuk ke dalam gua di karenakan perlawanan pasukan Pocut baren yang gagah berani.  
        Mengetahui bahwa pasukan yang dihadapi benar-benar tangguh maka terlintas dipikiran Letnan Schueler Untuk berbuat picik. Ia punya gagasan akan menumpahkan minyak  ke dalam sungai yang mengalir ke dalam gua dan menyalakan api tentuk lasykar Pocut Baren akan lari dan keluAr atau hangus terbakar. Akan tetapi gagasan itu tidak mendapat persetujuan dai Gewestelyk Comandan Kutaraja.
Letnan Scheuler tetap mendesak supaya dikirimkan minyak ke Tanoh Mirah. Bahkan ia mengancam jika permintaanya tidak dikirimkan maka lebih baik ia pindah. Akhirnya permintaanya dikabulkan, minyak tersebut dituangkan ke dalam gua melalui empat pintu masuk, lalu di bakar. Asap dan nyala api yang panas menyebabkan banyak anggota Ppocut Baren terbakar dan lemas. Beberapa hari sesudah api padam mereka lalu masuk  untuk melihat korban. Di antara korban adalah T. Keujroen Cut Ahmad ayah dari Pocut Baren. Betapa kejamnya agressor Belanda, mereka bertindak di luar prikemanusiaan dengan membunuh rakyat Aceh yang membela kedaulatannya.
        Dalam penyergapan di gunung Mancang tersebut pocut Baren berhasil keluar, selanjutnya beliau mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Belanda yang menunggu dipintu rimba. Setelah menguburkan korban Pocut Baren mengadakan konsultasi dengan penglima dan penasehatnya dalam upaya untuk mengumpulkan tenaga untuk menyerang Belanda.
Tertembaknya Pocut Baren
Suatu penyerangan besar-besar dibawah pimpinan Letnan Hoogers keluar dari salah satu bivak dan melepaskan tembakan. Karena penghiatannya anggotanya Pocut berhasil di tawan.  Kaki Pocut Baren tertembak dan di tawan serta dibawa ke Meulaboh. Selama ditawan di Meulaboh, luka tembaknya tidak kunjung membaik. Kemudian Pocut Baren dibawa ke Kutaraja untuk dilakukan pengobatan lebih intensif. Ketika ia di tawan Gerilyawan Aceh dipinpin oleh teuku Teungoh, salah satu saudaranya,  perlawanan memang berkurang akan tetapi tidak berhenti.
 Dokter  memutuskan kakinya diamputasi. Selama dalam tawanan, Pocut Baren diperlakukan dengan baik. Sebagai penghargaan atas dirinya, Belanda menghadiahkan sebuah kaki palsu untuknya. Sesudah pocut Baren  sembuh Van Dalan bermaksud  untuk membuangnya ke Betawi. Akan tetapi Kapten Veltman yang selalu datang menjenguk Pocut Baren di rumah sakit, menasehatkan supaya Pocut Baren jangan di buang. Karena jika dibuang maka serangan dari kelurga dan para pejuang semakin panjang dan akan mengakibatkan kekacauan. Maka dari itu Pocut Baren tetap di tahan di Kutaraja.
Pada bulan Mei tahun 1912 Bivak kuala Bhee yang semula bersifat sementara, dipermanenkan sedangkan  bivak lain dilebur. Komandan Bivak Kuala Bhee yang pertama adalah Letnah JB. De Kort yang terkenal saat menjalankan tugasnya selalu mencari muka pada atasannya dan menggunakan seorang Loods atau seorang mata-mata. 
Pada tahun 1910 Pocut Baren dikembalikan Ke Meulaboh yang di antar oleh Kapten  Veltman Ke Tungkop. Beliau di sambut gembira oleh masyarakat. Selanjutnya Pocut Baren  Pocut Baren diangkat menjadi Uleebalang di Tungkop dan Gume. Pada masa pemerintahan Pocut Baren timbul suatu masalah seorang Wanita bernama Afeulah, pelayan yang tinggal di rumah Pocut Baren bergaul dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Pocut Baren sudah berapa kali menasehatinya akan tetapi ia tetap bandel. Dan sudah menjadi rahasia umum. Pocut Baren merasa perbuatan pelayan tersebut merupakan penghinaan terhadap  rumah tangganya. Maka ia melaksanakan hukuman adat kepada Afeulah. Rambut afeulah dicukur da ia di usir dari rumah. Ternyata Afeulah mempunyai hubungan dengan dengan Nyak Kulam. Nyak Kulam merasa hukuman yang diberikan kepada saudaranya merupakan penghinaan.
Kejadian ini di adukan kepada Letnan De kort Komandan di kuala Bhee.  Selanjutnya Letnan Kort mengirim surat panggilan kepada Pocut Baren, supaya datang ke kuala bhee untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Selanjutnya Pocut Baren datang, namun yang ada hanyalah Juru tulis hakim desa.T. Zainul Harun,  ia mengatakan kepada Pocut Baren bahwa ia mendapat tugas untuk memproses verbal atas nama Pocut Baren mengenai hukuman cukur rambut terhadap Afeulah, tapi dengan tegas Pocut Berkata “juru tulis tidak berhak berbicara urusan hukum adat”. Selanjutnya juru tulis tersebut pergi menhadap Letnan de Kort .
Mendengar laporan dari juru tulis tersebut Letnen de kort menjadi marah,  ia datang ke kantor menemui Pocut Baren sambil berdiri ia memberitahukan kepada Pocut Baren bahwa ia telah memerintahkan juru tulis untuk membuat proses verbal Pocut Baren mengenai hukuman cukur terhadap afeulah,  Pocut menganggap  sikap letnan tersebut tidak wajar. Letnan de kort harus sopan walau sedang dinas. Tidak pantas seorang Letnan sambil berdiri dan mukanya seram memberitahukan hal tersebut kepada Pocut Baren. Dengan tegas pocut baren barkata “ Tuan tidak ada hak memeriksa saya, yang berhak memeriksa saya adalah gubernur di kutaraja atau paling rendah Troeon Comandan Civil Gezaghebber Meulaboh. Tuan panggil saya kemari di luar atauran kami sebagai uleebalang :  “Pocut Tahu, saya adalah kemandan baru di angkat di bivak ini, oleh sabab itu saya berhak memanggil uleebalang untuk menghadap”. Mendengar jawaban letnan tersebut Pocut tambah marah. “Tuan mengurus urusan militer bukan urusan pemerintahan”, “semua urusan wajib saya lakukan. Oleh sebab itu semua yang ditanyakn oleh juru tulis harus pocut jawab”.
Tidak ! Pocut marah dan bangkit dari tempat duduknya, kemudian ia berkata “Letnan tidak pantas, lalu Pacut mencabut rencong dari penggangnya dan dengan kaki sebelah  di terkamnya Letnan. Letnan de kort cepat mundur ke belakang dan Pocut Baren tidak bisa bergerak lebih karena terhalang meja. Selanjutnya Letnan de Kort lari pulang ke rumah. Ia tidak menyangka bahwa wanita yang dihadapi begitu berani dan perkasa,  selanjutnya ajudannnya memerintahkan juru tulis untuk menelephon Troepen Komandan di Meulaboh. Untuk memberitahukan apa yang terjadi di kuala Bhee. Letnan kort sendiri tidak berani menelepon sendiri karena ia takut di tikam Pocut Baren. Pada waktu itu  yang menjadi Troepen di Meulaboh Adalah Kapten  TH. J. Veltmen. Veltmen memberitahukan letnan de kort agar jangan berbuat apa-apa selain  menjaga ketentraman dan keselamatan pocut baren yang dipertanggung jawabkan kepadanya dan pocut jangan ke meulaboh untuk menghadap.
Sore harinya datanglah satu brigade Marchause yang di kepalai oleh Letnan Gosensons ke Kuala Bhee dan memberitahukan kepada Pocut bahwa Pocut ada di pihak yang benar dan jangan merasa susah karena masalah ini akan langsung di urus oleh Veltman sendiri. Berita ini mendinginkan amarah pocut Baren. Dan beberapa hari kemudian Letnan de Kort di gantikan orang lain ia dipindahkan dari Kuala Bhee.
Keberanian Pocut dalam menghadapi penjajah di Aceh merupakan suatu tanda bahwa orang aceh tidak akan pernah rela daerahnya di jajah apalagi penajajah tersebut orang-orang kapir.  Pocut Baren  wafat tahun 1933. Meninggalkan rakyatnya yang sangat mencintainya.


                                          DAFTAR BACAAN
Hasymi A. (1995) Wanita Aceh Sebagai Negarawan dan Panglima Perang, Bulan Bintang Jakarta.
Ismail Yakub (1972)Riwayat Hidup Para Pahlawan Aceh, YKDpR Indonesia perwakilan aceh : Banda aceh.
Said, Muhammad (1961) Aceh Sepangjang Abad, Waspada Medan.
SULAIMAN, Nasruddin (1994) Wanita Nusantara dalam Lintas Sejarah Bank Exim : Jakarta
Mengenal tokoh-tokoh aceh dan perjuagannya (1997) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Povinsi Daerah Istimewa Aceh : Banda Aceh

Minggu, 30 September 2012

WAJAH BARU PERANG SALIB YANG SUDAH DIMULAI


PERANG SALIB
Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaissance.  Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama semata, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan. Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini. Karena konfilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik, beberapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang Salib Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota-kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium, Konstantinopel-kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu. Perang Salib Keenam adalah perang salib pertama yang bertolak tanpa restu resmi dari gereja Katolik, dan menjadi contoh preseden yang memperbolehkan penguasa lain untuk secara individu menyerukan perang salib dalam ekspedisi berikutnya ke Tanah Suci. Konflik internal antara kerajaan-kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuatan politik pun mengakibatkan persekutuan antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima.
Penyebab langsung
Penyebab langsung dari Perang Salib Pertama adalah permohonan Kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada tahun 1071, Kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan Seljuk yang dipimpin oleh Sulthan Alp Arselan di Pertempuran Manzikert, yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dan kekalahan ini berujung kepada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Meskipun Pertentangan Timur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimanapun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermanfaat bagi Alexius I. Paus menyeru bagi kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan Kekaisaran Byzantium, akan tetapi untuk merebut kembali Yerusalem, setelah Dinasti Seljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 1078 dari kekuasaan dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir. Umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.
Ketika Perang Salib Pertama didengungkan pada 27 November 1095, para pangeran Kristen dari Iberia sedang bertempur untuk keluar dari pegunungan Galicia dan Asturia, wilayah Basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus tahun. Kejatuhan bangsa Moor Toledo kepada Kerajaan León pada tahun 1085 adalah kemenangan yang besar. Ketidakbersatuan penguasa-penguasa Muslim merupakan faktor yang penting dan kaum Kristen yang meninggalkan para wanitanya di garis belakang amat sulit untuk dikalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain bertempur. Mereka tidak memiliki taman-taman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para ksatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang dipenuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pertempuran di Timur. Ahli sejarah Spanyol melihat bahwa Reconquista adalah kekuatan besar dari karakter Castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati dalam pertempuran mempertahankan ke-Kristen-an suatu Negara.
Perang Salib I
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan County Edessa dengan Baldwin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia dan mendirikan Kepangeranan Antiokhia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis (Yerusalem) pada 15 Juli 1099 M[15] dan mendirikan Kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Baitul Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirikan County Tripoli, rajanya adalah Raymond. Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada tahun 1144 M, penguasa Mosul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin Zengi. Syeikh Nuruddin berhasil merebut kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M, seluruh Edessa dapat direbut kembali.
Perang Salib II
Kejatuhan County Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Conrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Syeikh Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M, setelah berhasil mencegah pasukan salib untuk menguasai Mesir. Hasil peperangan Shalahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M, setelah beberapa bulan sebelumnya dalam Pertempuran Hittin, Shalahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan County Tripoli dan Kerajaan Yerusalaem melalui taktik penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah Kerajaan Latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir. Sehabis Yerusalem, tinggal Tirus merupakan kota besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus yang saat itu dipimpin oleh Conrad dari Montferrat berhasil sukses dari pengepungan yang dilakukan Shalahuddin sebanyak dua kali. Shalahuddin kemudian mundur dan menaklukan kota lain, seperti Arsuf dan Jaffa.
Perang Salib III
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslim sangat memukul perasaan Tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, Tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa raja Jerman, Richard si Hati Singa raja Inggris, dan Philip Augustus raja Perancis memunculkan Perang Salib III. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut dan pasukan Barbarossa - saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa - melalui jalur darat, melewati Konstantinopel. Namun, Barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip. Sebelum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirikan Kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Philip kemudian balik ke Perancis untuk "menyelesaikan" masalah kekuasaan di Perancis dan hanya tinggal Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mampu memasuki Palestina lebih jauh, meski bisa beberapa kali mengalahkan Shalahuddin. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara Tentara Salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu.
Perang Salib IV
Pada tahun 1219 M, meletus kembali peperangan yang dikenal dengan Perang Salib periode keenam, dimana tentara Kristen dipimpin oleh raja Jerman, Frederik II, mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil menduduki Dimyath, raja Mesir dari Dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat penjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M, pada masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.
Ketika Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayyubiyyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslim tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur.
Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam. Dimana persamaan antara “Bangsa Frank” dengan “Tentara Salib” meninggalkan bekas yang amat dalam. Muslim secara tradisional mengelu-elukan Saladin, seorang ksatria Kurdi, sebagai pahlawan Perang Salib. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai “perang salib”. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.
Konsekuensi yang secara jangka panjang menghancurkan tentang perang salib, menurut ahli sejarah Peter Mansfield, adalah pembentukan mental dunia Islam yang cenderung menarik diri. Menurut Peter Mansfield, “Diserang dari berbagai arah, dunia Islam berpaling ke dirinya sendiri. Ia menjadi sangat sensitive dan defensive……sikap yang tumbuh menjadi semakin buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu proses dimana dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.”
Periode perang salib diungkapkan dalam banyak narasi Yahudi. Di antara narasi-narasi itu, yang terkenal adalah catatan-catatan Solomon bar Simson dan Rabbi Eliezer bar Nathan, “The Narrative of The Old Persecution” yang ditulis oleh Mainz Anonymus dan “Sefer Zekhirah” dan “The Book of Remembrance” oleh Rabbi Ephrain dari Bonn.
Dalam Sejarah Perang Salib yang di kutip dari buku “The Battle for God: Fundamentalism in Judaism, Christianity and Islam” karya Karen Amstrong, dan Buku The Preaching of Islam karya T.W. Arnold terungkap fakta fakta sebagai berikut
1)     Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan lucunya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.
2)    Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai ” The Absent King
3)    Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : “Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi “
4)    Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.
5)    Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran
6)    Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?
7)    Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.
8)    Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu
9)    Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.
10)  Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).
11)   Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenernya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir
12)   Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.
13)   Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack
14)   Pasukan turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan genghis khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.
15)   Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.
16)   Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayab tapi menjadi pasukan khusus
17)   Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 – 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full – time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.
18)   Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.
19)   Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin.
20)  Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko
WAJAH BARU PERANG SALIB
Perang salib yang kita anggap sekarang  sudah selesai pada hakekatnya belum selasai dan akan terus berlanjut. Karena kekalahan yang di alami pihak salib masih belum bisa  mereka terima, mereka ingin menguasai dunia islam, Dari sejak Bush mengumumkan perang ini, ia telah melakukan seluruh upaya untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah dicanangkan. Serangan militer ke negara-negara Islam, usaha untuk menunjukkan wajah beringas muslimin, dan menyamakan nama Islam dengan terorisme terjadi pada masa kekuasaan G.W. Bush, dan pada masa kekuasaan Obama pun masih terus berlanjut.
Pandangan seperti ini sangat merasuk mendalam di pikiran rakyat Amerika dan berhasil mewujudkan sebuah Islamfobia di kalangan masyarakat Barat. Hal ini menyebabkan banyak orang menilai bahwa memerangi Islam adalah sebuah tugas suci, dan dalam beberapa waktu sekali, harus ada oknum-oknum tertentu yang berani membakar Al-Quran atau membuat film-film yang menghina Islam.

Peristiwa 11 September yang penuh rekayasa seperti sebuah film-filam yang sering kita saksikan di tv. banyak menyimpan keraguan dan sak wasangka itu menjadi faktor utama yang telah menciptakan Islamfobia di kalangan masyarakat Barat. Setiap tahun, kita menyaksikan aksi-aksi yang lebih keras pada setiap bulan September untuk memerangi Islam dan muslimin.
Tahun ini pun, Barat yang sangat khawatir terhadap perkembangan kebangkitan Islami di seluruh jagad, berusaha keras untuk bisa memenangkan perseteruan melawan muslimin dengan cara memproduksi sebuah film yang menghina Islam dan ditangani oleh seorang sutradara berkebangsaan
Amerika-Israel. Tidak diragukan lagi, Barat telah memprediksikan reaksi muslimin seluruh dunia. Mereka membayangkan bahwa reaksi muslimin hanyalah sebatas reaksi yang selama ini ditunjukkan dalam menyikapi aksi pembakaran Al-Quran oleh Terry Jones seorang pendeta gila atau Gendeng Amerika, karakatusir Denmark, atau film yang pernah dibuat oleh seorang anggota parlemen Belanda beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, Barat khususnya Amerika salah prasangka. Mereka tidak pernah memprediksikan akan menghadapi amarah suci muslimin dunia dalam jumlah yang sangat luas seperti sekarang ini. Dubes dan 3 orang wakil politik Amerika yang terbunuh di Benghazi menggambarkan kedalaman amarah muslimin kepada Amerika. Sebenarnya, aksi-aksi penghinaan terhadap Islam yang sebelum ini pernah dilakukan oleh Amerika dan Barat terjadi sebelum kebangkitan Islami, dan para diktator yang menjadi kaki tangan mereka masih berkuasa. Tidak menjadi rahasia lagi bahwa Husni Mubarak di Mesir, Bin Ali di Tunisia, Ali Abdullah Saleh di Yaman, dan Qaddafi di Libya adalah para diktator kaki tangan Amerika yang rela membela Kedubes dan konsul-konsul Amerika sekalipun harus membantai rakyat sendiri. Akan tetapi, sekarang setelah para diktator itu tumbang, muslimin memiliki kebebasan penuh untuk melawan Islamfobia yang dilancarkan oleh Barat. Lebih dari itu, Barat dan Amerika berharap muslimin akan terpecah belah lantaran aksi penghinaan tersebut dan mereka tidak memiliki satu suara. Sebenarnya, Amerika berharap apabila tidak terperoleh satu suara dalam menghadapi tindak penghinaan ini, potensi kebangkitan Islam yang telah meletus itu akan semakin minim. Tentunya, sebuah harapan yang tidak akan pernah terwujud.

Satu hal yang sudah pasti adalah proyek Amerika-Zionis ini terwujud lantaran dukungan penuh Amerika dan Israel. Kita asumsikan, seandainyapun Amerika tidak tahu menahu tentang keberadaan proyek seperti ini, aksi diam Amerika dengan alasan kebebasan berpendapat masih menimbulkan pertanyaan serius, apalagi Amerika selama ini tidak pernah memberikan izin satu pun pertanyaan dilontarkan yang meragukan keberadaan Holocaust. Dalam pada itu, sekalipun aksi dan reaksi muslimin dalam menghadapi aksi busuk Amerika ini sangat suci dan sudah semesetinya dilakukan, tetapi mengambil tindakan yang lebih serempak dan sejalan akan dapat mencegah tindakan-tindakan penghinaan semacam itu terulangi lagi. Reaksi cepat dan tanggap yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Islam seperti OKI dalam masalah ini sangat memberikan pengaruh positif. Negara yang paling khawatir sekarang ini adalah Amerika. Perwakilan-perwakilan Amerika di manapun berada selama diancam ketidakamanan dan sudah berubah menjadi titik tujuan amarah bagi seluruh muslimin. Sampai-sampai Afghanistan yang menjadi tuan rumah bagi kekuatan koalisi dunia sekalipun telah berubah menjadi tempat yang paling berbahaya bagi Amerika.

sebenarnya banyak upaya yang telah dilakukan oleh amerika. Seperti yan dikatakan oleh Prof.DR. Zainab Abdul Aziz, berapa fakta yang menugungkapkan dari isu perang salib yang hendak mereka lenyapkan itu :
·         Pukul enam pagi tanggal 19 Maret 2003 stasiun radio britania menyiarkan berita yang berbahasa arab “ Presiden G. Bush menyatakan bahwa meskipun pemerintah Saddam Hussein telah tumbang, ia akan tetap menginvasi Irak untuk melakukan Turkisasi, atau untuk menerapkan sekularisme padanya, guna untuk mencabut agama yang melahirkan terorisme di wilayah Timur Tengah dan dunia umumnya.”.
·         Beberpa hari kemudian salah satu stasiun radio berbahasa arab menyiarkan berita sebagai berikut “dikhawatirkan, perseteruan perang salib amerika ini akan berdampak secara universal, karena ia akan menyerang dai segala penjuru, seperti sarana pendidikan, kehidupan manusia, agama, bahkan keyakinan mereka.
Kemudian Bush mengumumkan resolusi berikutnya setelah runtuhnya Irak, tangal 9 April yaitu,
·         Dihentikannya kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah dan universitas hingga awal tahun ajaran, sampai metode penajaran yang ada berhasil dimodifikasi.
·         Majalah Los Angelas times, menulas larangan yang diberlakukan pemerintah amarika herhadap organisasi non pemerintah untuk berkunjung ke Irak. Tapi mengizinkan Marinez untuk untuk mendopleng organisasi2 kristen yang diketuai oleh Billy dan Franklin Graham, dimana keduanya menganggap islam sebagai agama setan, dan seluruh umat islam harus dikritenkan ( 4 Juli 2003).
·         Robert Satloff, manajer program strategi dan politik di Washington Institute For The Near –weast p. dalam majalah Washington post edisi 4 Juli 2003, ia mengkritik kebijakan politik luar negeri AS herhadap Negara2 Arab. Karena gedung putih dan kongres berencana mendirikqan stasiun televisi MENT, yaitu saluran informasi yang berbahasa arab, yang menghabiskan dana ratusan juta dolar, untuk menghujani dengan berbagai isu dan berita seputar Negara-negara Arab.
·         Apabila kita mengaitkan berita yang dilansir pada saat peluncuran satelit LOMUN 2000, yan di danai vatikan untuk pengabaran injil dan kristenisasi di seluruh dunia, maka kita akan tahu apa tujuan Amerika sebenarnya.
·         Pada tanggal 10 Juli 2002 Laurent Maurovic menyampaikan laporannya di depan dewan atas undangan Richard Pearl, Ia menuntut perubahan system pemerintahan kerajaan Arab Saudi.
·         James Woolsey, Mantan directur CIA tahun 1993-1995 dalam bukunya amerika akan mencetuskan perang dunia ke4 mengatakan “kita telah memasuki perang dunia ke4, yang tujuannya jauh lebih besar dari sekedar melawan terorisme. Perang ini bertujuan menyebarkan demokrasi ke berbagai Negara arab dan islam yang mengancam peradaban yang sudah kita bangun sepanjang abad 20 dan yang telah kita bela  selama perang dingin. Agar kita bisa mengalahkan terorisme, maka kita harus mengubah tatanan Timur Tengah.” (sumber wajah baru peranga salib : Prof. DR. Zainal A.A)
Sebagai muslim kita harus pandai mengambil sikap. Kita tidak boleh gegabah dalam menanggapi masalah yang paling utama adalah mari kita rapatkan barisan, untuk melawan penjajahan dalam bentuk apapaun itu. “ islam itu ibarat satu badan” bila satu mulsim yang disakiti maka muslim lain ikut merasakan. Dan satu hal yang harus kita ingat “mereka tidak akan pernah berhenti, tidak pernah berhenti dan tidak berhenti untuk menghancurkan islam. Mereka akan menggunakan segala cara untuk untuk menghancurkan islam. Islam tidak pernah pernah mengajarkan untuk mencari musuh, tapi apabila islam sudah dilecehkan maka kewajiban kita semua muslim untuk membelanya.  


                                                                                                                                               

Entri Populer