Allah Is My GOD, Islam Is My Religion, Muhammad Is My Prophet, Quran Is My Book. Alhamdulillah

Rabu, 27 Maret 2013

SIFAT 20 MEMBERSIHKAN AKIDAH KITA


SIFAT DUA PULUH MEMBERRSIHKAN AQIDAH KITA
Sifat dua puluh yang mungkin sudah kita kenal. Ada aliran atau ulama yang mengatakan bahwa mempelajari sifat dua puluh merupakan ajaran sesat. Saya tidak tahu mereka ambil dari mana alasan untuk mengatakan hal tersebut. yang anehnya lagi merupakan bukan ustad-ustad atau  ahli di bidang tersebut. mereka bahkan tidak pernah mempelajarinya hanya tahu dari media atau internet saja. Membandingkan pendapat-pendapat orang lain. Kemudian mengambil kesimpulan sendiri. Seperti Kasus yang mengaku mantan kiayi NU. Saya rasa saudara sudah mengenalnya.  
Padahal mengenal dan memahami sifat dua puluh wajib bagi mukallaf (islam balig berakal).  Memahami bukan berarti harus menghafal.   Menurut syariat mengenal sifat 20 bagi Allah Taala adalah fardhu ain (perorang)  adapun mendalami akidah beserta  dalilnya scara terperinci hukumnya adalah fardhu kifayah (minimal ada  dalam suatu kampung tersebut ada satu orang yang ahli).  Dalam ilmu tauhid kita banyak mempelajarinya melalui kitab-kitab ulama. Salah satu ulama tauhid yang banyak dipelajari di madrasah atau sekolah baik itu di sekolah pesantren modern ataupun pesantren salafiah antaralin Asy syaikh Muhammad An Nawawi  dan Imam sanusi merupakan yang ulama-ulama tauhid yang  pengarang kitab tauhid.  
          Mempelajari sifat dua puluh bagi allah taala bukanlah ajaran sesat.  Mengenal sifat 20 yang wajib bagi allah merupakan ajaran yang menyelamatkan akidah kita. Supaya kita lebih mengenal allah.  Contoh  ringan, saudara shalat akan tetapi saudara mengiktikatkan allah itu berada dalam satu tempat. Bukankan hal ini sangat bertentangan dengan tauhid, maka dengan saudara mempelajari sifat dua puluh yaitu sifat wajib yang ke 4. Yaitu Muhkalifatul lilhawadis. Artinya allah bersalahan atau tidak sama dengan yang baharu, berada di suatu tempat berarti punya ruang dan waktu merupakan sifat baharu (fana).  Jadi ketika saudara atau orang lain mengatakan allah itu berada di suatu tempat  maka akal atau pikiran saudara akan mengatakan bahwa allah itu bersifat Muhkalifatul Lil Hawadis. Dengan demikian akidah saudara akan tetap bersih.
Pada intinya sifat dua puluh wajib dan 20 mustahil dan 1 yang harus membersihkan akidah kita. 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil yang menjadi mustahil. Dalam mempelajari sifat duapuluh ada beberapa kata yang harus kita ketahui terlebih dahulu untuk memudahkan kita memahaminya :
  • Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT
  • Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT – Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
·           Sifat jaiz atau harus , artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. – Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang. Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
·           Baharu : berobah, berovolusi, fana. Merupakan sifat makhluk

SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT

1.  Wujud : Artinya Ada Maka Mustahil tiada
Adanya allah itu berbeda dengan adanya kita/makhluk. Karena adanya allah tidak akan bersifat tiada. Sedangkan adanya kita/makhuk mempunyai sifat tiada dalam arti katanya dulunya kita tiada kemudian ada lalu kita akan tiada lagi. Sedangkan allah selalu bersifat wujud.

”Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )

2. Qidam : Artinya Sedia/ dahulu maka mustahil berpermulaan
Pada hakikatnya menafikan atau menolak ada permulaan wujud Allah SWT. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
a.      Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
b.     Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
c.      Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah  kepada anak )
d.     Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )

3. Baqa’ : Artinya Kekal maka mustahil binasa
Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya.

4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu. Maka mustahil serupa dengan yang baharu.
Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya.

5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya .
Maka mustahil berdiri dengan yang lainnya.
Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT.

6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Ta’ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan maka mustahil berbilang.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).

7. Al – Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT, maka Mustahil Lemah
Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.


8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta’ala, mustahil terpaksa
Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta’ala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta’ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ” . (Surah Al – Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Ta’aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.

9. ‘Ilmu :  Artinya : Mengetahui Allah Ta’ala mustahil bodoh
Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Ma’adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ’ilmu Allah Ta’ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana’ ini.

10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta’ala mustahil Mati.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama’ Bashar dan Kalam.

11. Sama’ : Artinya : Mendengar Allah Ta’ala mustahil Tuli.
Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta’ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Ta’ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
” Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.
( Surah An-Nisa’a – Ayat 148 )

12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta’ala maka Mustahil Buta
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan “. ( Surah Ali Imran – Ayat 163 )

13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala. Maka mustahil bisu.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala. Kalam allah itu tidak menggunakan panca indra seperti makhluk.
”... Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164)

14. Kaunuhu Qadiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat.

15. Kaunuhu Muridan : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat.

16.Kaunuhu ‘Aliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat ‚Ilmu.

17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.

18.Kaunuhu Sami’an : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, Yaitu lain daripada sifat Sama’.

19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.

20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Kalam.



SUMBER 
Mushaf Al-quran terhjemahan Alhuda  Kelompok Gema insani 2002 Jakarta
Tijan ad-darari Asy-syukh Muhammad An-Nawawi
Mari mengenal allah lewat sifat 20 anonim 2002 banda aceh
AL-LU`l` wa Marjan kumpulan Hadist Bukhari Muslim muhammad Fuad adul B. insan Kamil 



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Entri Populer