Allah Is My GOD, Islam Is My Religion, Muhammad Is My Prophet, Quran Is My Book. Alhamdulillah

Rabu, 20 Maret 2013

PERIBAHASA ACEH


Peribahasa ialah susunan kata yang pendek dengan makna yang luas, mengandungi kebenaran, sedap didengar dan bijak perkataannya.
Peribahasa tradisi merujuk kepada peribahasa yang digunakan dalam pertuturan sehari-harian atau secara bercetak sebelum tarikh kemerdekaan. Peribahasa moden pula merujuk yang dicipta selepas tarikh tersebut. Peribahasa merupakan sabahagian daripada bahasa kiasan dalam budaya Melayu. Indonesia dengan beragam suku tentu mempunyai beragam peribahasa. Tiap daerah mempunyai peribahasa tersendiri.  Berikut ini beberapa peribahasa Aceh.

     1.     “Teuka angen badee, teungku Tupee culok ulee lam pujok u, reuda angen bade, teungku Tupee geupeugah  droe gok-gok bak u”
     Taktala datang badai sang tupai menyembunyikan diri dalam pucuk kelapa. Begitu badai berlalu tupai berkata dirinyala yang menggoyang kelapa.
     Maksudnya “manusia yang suka membagga banggakan akan dirinya, mengaku hebat. Padalah orang itu kebetulan ikut terjebak. Memanfaatkan situasi untuk mempopulerkan dirinya.

    2.    “Meunyo hana siwah di Blang darut canggang jeut ke raja”
       “ jika tidak ada burung rajawali  belalang akan menjadi raja
     Maksudnya. “ seorang yang belum layak jadi peminpin. Mungkin kerena ilmu kurang atau pengalaman tapi karena tidak ada orang lain yang memenuhi criteria  yang ideal.

       3. “Jak-jak langai duk du karee”
Kalau berjalan seperti langai (sejenis bajak tradisional) kalau duduk, duduklah seperti aree (sejenis sukatan padi yang terbuat dari kayu/plat besi)
Maksudnya “ setiap aktivitas hendak  bermanfaat dan manghasilkan tidak ada yang sia-sia.

   4.     “Bu sikai,  ie sikai, ngob jantung gadeuh akai”
Maksudnya, sindiran kepada mereka yang tidak mau berpikir tentang  nasib masyarakatnya, desanya dan negerinya mereka hanya  berikir untuk kepentingan dirinya.

    5.  “Jideuk sapat jimupakat, hate meukleh”
Duduk bersama bermusyararah namun berbeda’
Maksudnya ‘ bagi para peminpin jauhi sifat ini, karena mereka suka berjanji akan tetapi dalam hatinya lain.

    6.    ‘’Aneuk manyak moe peueoe bak nang”
“anak menangis pulangkan ke ibunya”
Maksudnya ‘Apabila ada selisih di suatu daerah, suku atau kaum untuk cepat selasi kembalikan kepada kaum itu sendiri.

     7. “Leumoh hukom diato pangkat”
Lemah hukum  di atur pangkat
Maksudnya “hukum akan lemah apabila di ataur oleh orang-orang berbangkat karena mereka sering menginterfensi  hukum untuk kepentingannya.

    8.  “Leumoh adat jahe raja”
Lemah adat jahil raja.
Apabila dalam kerajaan/Negara raja atau peminpinnya tidak adil, berbuat jahil maka tunggu saja akan kehancuran negeri tersebut.

“   9. "Rusak lada karena runggiep rusak raja kerena Namit”
Banyak raja raja di dunia menjadi kejam, dictator menganiaya bahkan mentuhankan dirinya Karena pengaruh keluarga, kerabat pengawainya dan pembantunya”


   10.   “Gadoh aneuk meupat jrat, gadoh hukom ngon adat pat tamita “
Hilang anak masih ada kuburan yang bisa kita lihat, tetapi jika hukum dan adat yang hilang hendak kemana kita mencarinya

Sumber bacaan
1.       Petua Beuna (kearifan lokal masyarakat aceh) Y. Yusuf 2010 Boebon Jaya Banda Aceh
2.       Peradaban Aceh (Tamaddun II) Emtas.2008 Beobon Jaya Banda Aceh
3.       Pahlawan Nasional Sultan Iskandar Muda 2008 Boebon Jaya Banda Aceh
4.       http://ms.wikipedia.org

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Entri Populer