Allah Is My GOD, Islam Is My Religion, Muhammad Is My Prophet, Quran Is My Book. Alhamdulillah

Selasa, 15 Maret 2011

PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR

PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR
.
Oleh Wardy Tumangger Banda Aceh-2010
PENDAHULUAN

Setelah selesainya Revolusi 1789 Pranscis mulai menjadi Negara besar yang mendapat saingan dn tantangan dari Inggris. Inggris di waktu itu sudah meningkat kepentingan-kepentingannya di India dan untuk memutuskan komunikasi antara inggris di Barat dan India di Timur Tengah. Napoleon Melihat bahwa Mesir perlu  diletakkan di bawah kekuasaan Perancis. disamping Prancis perlu pada pasaran baru untuk hasil industrinya. Napoleon sendiri kelihatannya mempunyai tujuan sampingan lain.  Napoeleon ingin mengikuti jejak Alexander Macodonia yang pernah menguasi Eropa dan Asia.
            Mesir saat itu berada di bawah kawasan kaum Mamluk, walaupun sejak ditaklukkan oleh sultan Salim di tahun 1517, daerah ini pada hakekatnya merupakan bagian dai kerajaan Usmani.  Namun setelah bertambah lemahnya kekuasaan sultan–sultan di abad ketujuh belas, mesir mulai melepaskan diri kekuasaan Istambul dan akhirnya menjadi daerah otonom.
             Kaum Mamluk berasal dari budak-budak yang dibeli di kaukasusu, suatu daerah pegunungan yang terletak di daerah perbatasan antara Turki dan Rusia. mereka di bawa ke istambuk untuk di jadikan tantara, dan dalam dinas kemiliteran kedudukan mereka meningkat. bahkan dianaranya ada yang mencapai jabatan militer tertinggi.
             Namun setelah jatuhnya Prestise Sultan-sultan Usmani, mereka tidak mau lagi tunduk ke istambul bahkan menolak pengiriman pajak yang mereka pungut secara kekerasan dari rakyat mesir yang ada ke istambul. kepala mereka disebut Syeikh Al- Balad dan Syeikh inilah yang sebenarnya menjadi raja di Mesir pada waktu itu.  kerena tekenal dengan tabiat kasar, hubungan mereka dengan rakyat mesir tidak begitu baik disamping mereka tidak bisa bahasa Arab.
Bagimana lemahnya kerajaan usmani pada waktu itu dapat digambarkan dari penjalanan perang di Mesir.  Napoleon mendarat di Alexandria pada 2 Juni  1798. keesokan harinya kota pelabuhan ini jatuh, sembilah hari kemudian Rasyid, kota di sebelah timur Alexandria. dalam waktu tidak lebih dari tiga minggu Napoleon dapat menguasai Mesir. Napoleon membawa ide ke Negara mesir, diantaranya
1.      Sistem permerintahan yang republic.
2.      Ide persamaan (egalite) yakni sama kedudukan dan turut serta rakyat dalam pemerintahan.
3.      Ide kebangsaan : bahwa orang perancis merupakan suatu bangsa dan kaum mamluk adalah pendatang.
Negara Mesir sejak masa lampau sudah memiliki budaya yang tinggi. Begitu pula pada saat sekarang ini, Mesir masih memegang peranan penting dalam kancah budaya, sosial, dan politik di kawasan Timur Tengah. Ini tak terlepas dari jasa seseorang yang bernama Muhammad Ali Pasya, pelopor pembaruan dan Bapak Pembangunan Mesir modern.
 Sejatinya, Muhammad Ali bukanlah orang Mesir asli. Dia berasal dari dusun Kavala-Albania dan lahir sekitar tahun 1765. Orang tuanya hanyalah pedagang rokok eceran dan hidup kurang mampu. Kondisi tersebut mendorong Muhammad Ali bekerja keras sejak masih kecil. Kesibukannya bekerja pada akhirnya tidak memberinya kesempatan untuk mengenyam dunia pendidikan. Akibatnya, dia pun menjadi tidak pandai membaca dan menulis.
       Menginjak dewasa, Muhammad Ali bekerja sebagai pemungut pajak. Di sini dia mulai memperlihatkan kecakapannya sehingga tiap tugas yang dibebankan, terlaksana dengan baik. Tak cuma itu, nasib baiknya berlanjut tatkala Gubernur Utsmani mengambilnya sebagai menantu.
          Kemudian dia masuk ke kemiliteran. Muhammad Ali menjadi ahli strategi andal, kariernya pun terus menanjak. Dan saat memangku jabatan selaku salah satu komandan pasukan Ottoman, tahun 1798 Muhammad Ali dikirim ke Mesir (saat itu adalah salah satu provinsi Ottoman) untuk membantu Inggris memerangi tentara Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam pertempuran tersebut, dia kembali menunjukkan kecakapan serta keberanian sampai selanjutnya diangkat sebagai kolonel.
            Setelah tentara Prancis meninggalkan Mesir tahun 1801, terjadi kekosongan politik di negara tersebut. Oleh Muhammad Ali, hal tersebut dinilainya sebagai satu kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan. Situasi vakum ini memunculkan tiga kekuatan yang bertujuan ingin merebut kekuasaan pula. Yakni Khursyid Pasya dari Istambul-Turki, kaum Mamluk yang menginginkan kembali kekuasaannya yang lepas setelah kedatangan Prancis, serta Muhammad Ali sendiri.
            Awalnya, Muhammad Ali belum terang-terangan menunjukkan niatnya itu. Dirinya menyadari, agar bisa mewujudkan harapan, maka pertama kali yang perlu dilakukan adalah mendapatkan dukungan rakyat. Maka dia pun lantas mengambil sikap mengadu domba dua kekuatan lain. Lama kelamaan, simpati dari rakyat Mesir yang sudah benci terhadap kaum Mamluk diperolehnya. Sedangkan pada kesempatan sama, tentara Turki di bawah pimpinan Khursyid Pasya ternyata sebagian besar berasal dari Albania. Ini membuat simpati rakyat kepada Turki berkurang.
         Dengan kelemahan yang ada pada dua pesaingnya itu, Muhammad Ali mempunyai kedudukan lebih kuat guna merebut kekuasaan. Barulah setelah dinilainya situasi politik kian mendukungnya, segera saja dia menghancurkan kekuasaan Mamluk dan Khursyid Pasha. Serta merta, pasukan sultan Turki dipaksa kembali ke Istambul. Seperti disebutkan dalam buku Ensiklopedi Islam, maka tahun 1805, Istambul mengangkatnya sebagai Pasya (gubernur) Mesir.
Pemerintahannya berjalan dengan keras. Di awal kekuasaan, pengaruh kaum Mamluk di Mesir belum sepenuhnya pudar. Oleh katena itu, Muhammad Ali berupaya menyingkirkan terlebih dulu pihak-pihak penentang kekuasaannya. Tahun 1811, kaum Mamluk dapat ditaklukkan. Setelah semua ancaman dieliminir, mulailah berbagai pembaruan dikerjakan.

MUHAMMAD ALI PASYA
Sejarah Kehidupan Muhammd Ali Pasya
        
         Muhamad Ali Pasya  termasuk pembaharuan islam di bidang pendidikan dan kemiliteran di Mesir. Menjadi wakil sultan dengan resmi di mesir yang dikenal dengan sifat dictator. namun berlainan dengan raja-raja lain yang mengutamakan kekuatan militer, namun Muhammad Ali Pasya mempunyai pendapat di belakang kekuatan militer itu mesti ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan dalam bidang militer.  Jadi dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kemajuan militer yang di mana kedua hal tersebut ia menghendaki ilmu-ilmu modern yang telah di kenal orang di Eropa.
         Dialah orang yang pertama sekali mendirikan sekolah kemiliteran di Mesir. walaupun ia termasuk orang yang tidak tahu menulis dan membaca atau biasanya di sebut buta huruf. namun dari dampak perjalanan  hidupnya yang sangat panjang membuat ia sangat mengerti arti pentingnya ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu  Negara.

Tujuan Untuk Mempeluas Ilmu Pengetahun
Walaupun Muhammad Ali seorang yang buta huruf, namun ia sangat mengerti pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetauan untuk kemajuan suatu Negara. dalam hal ini ia terpengaruh oleh cerita pembesar – pembesar yang  berada di sekitarnya  mengenai unsur-unsur dan hal-hal baru yang dibawa oleh ekspedisi Napoleon. Untuk membantunya dalam bidang pendidikan ia mendirikan kementerian pendidikan. sehingga bekisar antara tahun 1815-1836 Muhammad Ali telah membuka beberapa sekolah yaitu :
a.       Sekolah militer yang dibuka pada tahun 1815 dan merupakan sekolah militer yang partama sekali di Mesir.
b.      Sekolah teknik pada tahun 1816
c.       Sekolah kedokteran pada tahun 1827.
d.      Sekolah obat-obatan (apoteker) pada tahun 1829
e.       Sekolah pertambangan pada tahun 1834
f.        Sekolah pertanian pada tahun 1836
g.       Sekolah penerjemah pada tahun 1836.
Sedangkan guru-guru yang mengajar di sekolah tesebut di datangkan dari Barat, dan karena tidak pandai bahasa Arab, maka ceramah-ceraham mereka di terjemahkan oleh penerjemah – penerjemah Arab dan Turki.
            Selain mendatangkan ahli-ahli dari Eropa., ia juga mengirim siswa-siswa untuk belajar ke sana. menurut statistic di antara 1813 dan 1849, ia mengirim 311 pelajar mesir ke Itali, Perancis, Inggris dan Austria. di Paris di dirikan satu rumah Mesir untuk menampung pelajar-peljar tersebut. yang paling di utamakan ialah ilmu-ilmu kemiliteran baik darat maupun laut, arsitek, kedoktoran dan obat-obatan. yang di mana ilmu-ilmu tersebut belakangan ini dekat berhubungan dengan soal kemiliteran.
Untuk mendukung percepatan pembangunan dan pembaruan Mesir, penerjemahan buku-buku berbahasa asing - terutama dari Eropa- terus dilakukan, seperti ilmu fisika, sastra, kedokteran dan lain-lain. Hasilnya pun cukup menggembirakan dan membawa pengaruh besar bagi rakyat Mesir. Mereka lebih mengenal dunia luar serta mengetahui perkembangan dunia Islam pada umumnya.

Temapt Kedudukan Dan Kelahiran Muhammad Ali Pasya
         Untuk dapat melawan tentara Napoleon yang telah menguasai seluruh mesir serta telah pula menyerang Suria dan dari sini kemungkinan selanjutnya ke Istambul. Sultan Salim II (1789-1809) mengumpulkan tentara, salah satu di antera tentara tersebut terdapat seorang yang bernama Muhammad Ali, seorang keturunan Bangsa Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. di mana orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok dan semenjak dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. ia tidak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah untuk megenyam pendidikan, sehingga ia tidak pandai menulis maupun untuk membaca.

 Jalan Untuk Memperbaiki Riwayat Hidup Muhammad Ali Pasya

         Setelah beranjak Dewasa ia bekerja sebagai pemungut pajak dan karena kecapannya dalam pekerjaan ini, ia menjadi kesayangan Gubernur Usmani setempat. kemudian di diangkat menjadi menantu oleh gubernur tersebut dan muali dari itu bintangnya terus membaik. selanjutnya ia masuk dinas militer dan dalam lapangan ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupan sehingga pangkatnya cepat naik menjadi perwira. dan ketika pergi kemesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang mengepalai pasukan yang dikirim ke daerahnya.
        
Masa Perebutan Kekuasaan Di Mesir

         Setelah tentara Prancis meninggalkan Mesir tahun 1801, terjadi kekosongan politik di negara tersebut. Oleh Muhammad Ali, hal tersebut dinilainya sebagai satu kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan. Situasi vakum ini memunculkan tiga kekuatan yang bertujuan ingin merebut kekuasaan pula. Yakni Khursyid Pasya dari Istambul-Turki, kaum Mamluk yang menginginkan kembali kekuasaannya yang lepas setelah kedatangan Prancis, serta Muhammad Ali sendiri.
         Awalnya, Muhammad Ali belum terang-terangan menunjukkan niatnya itu. Dirinya menyadari, agar bisa mewujudkan harapan, maka pertama kali yang perlu dilakukan adalah mendapatkan dukungan rakyat. Maka dia pun lantas mengambil sikap mengadu domba dua kekuatan lain. Lama kelamaan, simpati dari rakyat Mesir yang sudah benci terhadap kaum Mamluk diperolehnya. Sedangkan pada kesempatan sama, tentara Turki di bawah pimpinan Khursyid Pasya ternyata sebagian besar berasal dari Albania. Ini membuat simpati rakyat kepada Turki berkurang.
         Dengan kelemahan yang ada pada dua pesaingnya itu, Muhammad Ali mempunyai kedudukan lebih kuat guna merebut kekuasaan. Barulah setelah dinilainya situasi politik kian mendukungnya, segera saja dia menghancurkan kekuasaan Mamluk dan Khursyid Pasha. Serta merta, pasukan sultan Turki dipaksa kembali ke Istambul. Seperti disebutkan dalam buku Ensiklopedi Islam, maka tahun 1805, Istambul mengangkatnya sebagai Pasya (gubernur) Mesir.
         Pemerintahannya berjalan dengan keras. Di awal kekuasaan, pengaruh kaum Mamluk di Mesir belum sepenuhnya pudar. Oleh katena itu, Muhammad Ali berupaya menyingkirkan terlebih dulu pihak-pihak penentang kekuasaannya. Tahun 1811, kaum Mamluk dapat ditaklukkan. Setelah semua ancaman dieliminir, mulailah berbagai pembaruan dikerjakan.
Jalan Pembaharuan Untuk Kemajuan
Pemerintahannya berjalan dengan keras. Di awal kekuasaan, pengaruh kaum Mamluk di Mesir belum sepenuhnya pudar. Oleh karena itu, Muhammad Ali berupaya menyingkirkan terlebih dulu pihak-pihak penentang kekuasaannya. Tahun 1811, kaum Mamluk dapat ditaklukkan. Setelah semua ancaman dieliminir, mulailah berbagai pembaruan dikerjakan. Adapun pembaharuan yang di lakukan adalah :
      a. Pembaharuan Dibidang Militer
            Salah satu bidang yang menjadi fokus pembaruannya adalah militer. Menurut pendapatnya, melalui kekuatan militer akan dapat mengamankan kekuasaan serta upaya pembangunan. Disadari, mengembangkan kekuatan militer hanya bisa dicapai dengan penguasaan pengetahuan modern. Terkait masalah tersebut, tahun 1819 dia mengutus seorang kolonel Prancis bernama Save yang kemudian beralih ke agama Islam dengan nama Sulaiman Pasya-guna memodernisasi angkatan bersenjata Mesir.
Dibangunlah sekolah militer di Kairo serta Akademi Industri Bahari juga Sekolah Perwira Angkatan Laut di Alexandria. Selain itu, ratusan perwira Mesir dikirimnya ke Eropa untuk menimba dalam bidang ilmu kemiliteran.
    b. Pembaharuan Dibidang Ekonomi
Pembaruan yang dilakukan pada bidang perekonomian juga menjadi perhatian yang serius. Bebagai macam  kegiatan yang dilaksanakan untuk memacu pertumbuhanfsn prkembangan bidang  ekonomi negara serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sejumlah irigasi dibangun, impor kapas dari India dan Sudan, yang di mana  juga mendatangkan tenaga-tenaga terampil yang sudah  ahli dalam bidang pertanian dari negara Eropa. Modernisasi bidang angkutan umum dan industri menjadi fokus utama awal pemerintahan Muhammad Ali Pasya..
   c. Pembaharuan Bidang Pendidikan
Pendidikan serta ilmu pengetahuan adalah pula unsur penting gerakan pembaruan Muhammad Ali di Mesir. Demi tujuan itu, dibentuklah kementerian pendidikan dan sejumlah lembaga pendidikan. Sekolah militer ang dibuka pada tahun (1815) dan merupakan sekolah militer yang partama sekali di Mesir. Sekolah teknik pada tahun (1816), Sekolah kedokteran pada tahun 1827Antara lain Sekolah Teknik (1816), Sekolah Kedokteran (1827), Sekolah Apoteker (1829), Sekolah Pertambangan (1834), dan Sekolah Penerjemahan (1836)
KESIMPULAN
Semua yang telah lakukan oleh  Muhammad Ali Pasya saat  ia menjadi pemimpin Mesir, yang  lalu  sehingga mewujudkan Mesir hingga  menjadi sebuah negara yang modern. Sampai sekarang ini, Mesir masih dipandang sebagai pusatnya  ilmu pengetahuan di kawasan Timur Tengah.
             Keberadaan Universitas yang sangat terkenal Al-Azhar semakin memperkokoh kedudukan Mesir dalam bidang ilmu pengetahuan Islam. Ribuan mahasiswa dari berbagai belahan negara di dunia, setiap tahunnya menimba ilmu di Universitas Al-Azhar ini. Hal yang tidak dapat kita pungkiri bahwa ini merupakan salah  berkat jasa-jasa Muhammad Ali Pasya, yang lantas dijuluki Bapak Pembangunan Mesir Modern
























Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Entri Populer