PENDAHULUAN
Peristiwa pembantaian sesama bangsa tidak dapat dilu- pakan, sehingga sejarah mencatatnya menjadi sebuah luka yang tergores. Pembantaian yang dilakukan Partai Komunis Indonesia telah menjadi suatu bagian kelam kelam dalam perjalanan nasib anak bangsa sekaligus menjadikan suatu palajaran berharga yang akan menjadi cerminan bagi Indonesia dalam menapaki langkah-langkah kedepan.
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1926, mendalangi pemberontakan
PKI Mediun pada tahun1948 dan dicap oleh rezim orde Baru ikut mendalangi pemberontakan G30 pada tahun 1965. Namun tuduahan dalang PKI dalam pemberontakan 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontak itu didalangi olehPKI. Sumber luar memberikan Fakta bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, malainkan oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdabatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian PKI.
Keberadaan Partai Komunis Indonesia di Indonesia. Termasuk kemudian di Aceh, tidak dapat ditaksirkan secara sedarhana, bahwa kelahiran PKI di Indonesia hanya sebagai produk budaya Indonesia sendiri, tanpa keterkaitan dengan dunia luar atau kondisi politk bangsa-bangsa di dunia. Jauh sebelum masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Kolonial Belanda, rezim komunis telah membentangkan pengaruh ajarannya yang luar biasa di beberapa Negara di dunia. Misalnya, Negara-negara bekas Uni Soviet, Republik Rakyat Cina, beberapa Negara di Eropa Timur, dan juga Republik Kuba di Amerika Latin. Partai Komunis di dunia telah lahir pada beberapa dekade setelah Karl Marx meninggal pada tahun 1883.1
Setelah revolusi Bolshevik (1917) Partai komunis menemukan tempat yang subur bagi kejayaannya di Uni Soviet Rusia, yang kemudian dikenal Partai Komunis Rusia di tangan Stalin (1930) Partai komunis Rusia mencapai kejayaan politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan, yang kemudian timbul keinginan untuk menjadikan Rusia sebagai “Induk Peradaban” komunis dunia.
1Kark Marx lahir di Kota Trier Jerman Barat, 5 Mei 1818 dan meninggal pada tahun 1883, lahir dari keluarga Yahudi beragama protestan. Tahun 1842 meraih Doktor (Ph.D) di ilmu hukum. Marx sangat senang bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar radikal di Jerman dan Prancis. Banyak menemukan tentang filsafat, ekonomi dan politik terutama gerakan revesioner. Di Jerman dan Prancis, Marx berjuang membela kaum buruh. Marx sering menderita dan hidup dalam kepedihan. Sahabatnya Engels yang banyak membantu. Kemudian mereka menulis bersama-sama. Dan 40 buku mereka yang terkenal, diantaranya Das Kapital dan Manifesto Komunis (1967).
Ambisi inilah yang kemudian mendorong gerak langkah ekspansional komunis keseluruh penjuru dunia, baik dalam wilayah kawasan blok timur, terutama Cina, blok barat, maupun kawasan non blok pada waktu itu. Kondisi inilah yang kemudian mengundang kecurigaan Amerika (CIA) yang ada pada waktu itu di sebut sebagai pemimpin persekutuan blok barat. Amerika merasa khawatir, jika komunis berkembang atau mendapat sambutan diberbagai Negara tertentu, maka eksistensi paham demokrasi, liberalisme dan kapitalisme yang telah lama menjadi ideologi politik Amerika akan terancam.
Komunisme, harus dipahami, bahwa ia sangat dekat dengan rezim-rezim pemerintah menindas, totaliter dan tiran. Komusime juga sangat dekat dengan tentara-tentara revolusioner yang kejam dan brutal. Komunisme juga dekat dengan system dan kondisi perekonomian yang senjang antara satu dengan yang lain, antara buruh dengan majikan, antara kuli dengan manejer, antara borjois dengan proletar. Semua ini merupakan gambaran situasi yang sangat mudah bagi tumbuh suburnya benih-benih komunisme. Situasi dan kondisi inilah yang menjadi sebab, sehingga komunisme yang pernah ada di Kemboja, Philipina, Laos, Malaysia, Indonesia, dan juga di Nepal.2
Dalam kiprahnya kemudian, PKI Indonesia yang memiliki cirri, watak dan metode pergerakannya yang mirip dengan apa yang ada pada partai-partai komunis di dunia seperti yang disebut di atas. Pola dan metode gerakan selalu mengedepankan kekerasan yang berujung pada pembunuhan.
2 Juping -9 komentar mengenai partai komunis. PT sinar Era Baru, Jkarta 2005 Hlm. 4-5. dalam buku ini dijelaskan secara gamblang. Bahwa perkembangan Komunis di Negara-negara tersebut sangat besar peran dan dukungan dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) atau dalam buku lain di sebut partai komunis Cina (PKC). Juping juga menjelaskan bahwa komunis menerapkan teori komfetisi species ke dalam pertarungan kelas evolusi social, dan komunis juga selalu mengedapankan kekerasan. Pertarungan dan kekerasaan adalah keyakinan komunis . begitu kata Mao Zedong. Dan ini adalah jalan utama untuk memperoleh kekuasaan poitik (jabatan pemerintah) dan mempertahankan hidup. Hal itu pula sebagai metode untuk mempertahankan eksistensi partai-partai komunis di dunia.
Lawan-lawan politiknya. Dalam rangka ekspansi cita-cita ajarannya itu, PKI di Indonesia juga telah melakukan pemberontakan terhadap Negara dan pemerintah Indonesia pada tahun 1948 dan 1965 dengan cara-cara tersebut di atas, melalui pertarungan dan kekerasaan. Pemberontakan itu telah menjadi prahara yang berdarah-darah dan akhirnya oleh pemerintah Orde Baru, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia.
Dengan itu, citra PKI pada saat ini bukan hanya menimbulkan trauma bagi siapa saja yang terindekasi dan adanya kaitan denganya, tetapi secara ideologis nama nama itu juga telah menimbulkan kesan yang kuat dalam ingatan dan pemahaman masyarakat Aceh, bahwa PKI partai sarat dengan kekejaman, sadisme dan lebih daripada itu semua PKI dicap sebagai gerakan anti tuhan (a-theisme). Konsep dan citra PKI yang anti tuhan. Dalam persepsi orang Aceh hal itu juga identik dengan melawan Allah swt, dan identik pula dengan sikap yang berseberangan dengan ajaran agama Islam, berikutnya ummat Islam juga dengan eksistensinya Islam itu sendiri di tanah Aceh.
Islam telah berakar dan menghunjam dalam peradaban masyarakat Aceh jauh sebelum datangnya kolonialisme bangsa-bangsa Eropa dan Jepang di Indonesia. A. Hasjmy berpendapat, bahwa agama islam telah diterima dan menjadi agama Negara atau kerajaan sejak masa kerajaan islam Perlak yang didirikan pada tanggal 1 Muharram 225 Hijriah (840 Masehi). Selanjutnya agama Islam semakin bertambah kuat begitu juga dengan aqidah dan kaidah-kaidahnya ke dalam berbagai system dan ruang kehidupan masyarakat Aceh ketika berdirinya kerajaan Aceh Darussalam pada 1 Ramadhan 601 Hijriah (1205 Masehi). Hal ini disebabkan oleh suatu kondisi politik yang mendorong situasi untuk terjadinya suatu proses integrasi kekuatan politik, agama, budaya dan perekonomian yang sangat luar biasa, yang ditandai dengan bersatunya semua kerajaan Islam yang ada di Aceh seperti kerajaan Islam Samudra Pase, Kerajaan Islam Banua, kerajaan Islam Lingga. Kerajaan Islam Pedir, Kerajaan Islam Jaya dan juga Kerajaan Islam Perlak sendiri.3
Setelah islam bersemi dan berkar kuat dalam aqidah dan kaidah kehidupan masyarakat Aceh selama seribu tahun lehih (840-1873) kemudian datanglah paham-paham asing ke Aceh, termasuk Komunisme yang dibawa oleh orang-orang tertentu yang bekerja dalam system pemerintahan kolonial- kolonial Belanda.
Sebenarnya komunis telah memasuki Indonesia jauh sebelum pemberontakan PKI Muso di Madiun tahun 1948. bahkan organisasi perintisnya telah ada sebelum berdirinya organisasi kepemudaan di Indonesia (Boedi Oetomo) tahun 1920.
Cikal bakal gerkan komunis di Indonesia diawali oleh berdirinya Indische Social DemocrationVeneeniging (ISDV) pada tahun 1914 di Surabaya. Lalu tanggal 23 mei 1920, ISDV telah mengganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Empat tahun kemudian, organisasi ini kembali mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia(PKI). Partai ini memusatkan kegiatannya di Semarang, hal ini membuat semarang sebagai “ibukota Komunis pertama di Indonesia”.
Ribuan mil di Jawa, Lenin Menulis, “perkembangan yang signifikan dalam pergerakan revolusi demokrasi telah tersebar sampai ke Hindia Belanda. Partai dan persatuan komunis telah tebentuk dengan kecepatan yang mencengangkan. Pemerintah Hindia Belanda melarang pendirian itu, tapi itu hanya membuat mereka tambah membenci pemerintah dari belakang dan menambah kecepatan dari gerakan tersebut.4
Asal usul komunis di Indonesia tidak bias dilepaskan dari dua nama besar, Henks Sneevliet dan Semaoen.
3A. Hasjmy, Peranan Islam Dalam Perang Aceh dan Perjuangan Kemerdekaan, Bulan Bintang, Jkarta, 1976. Hlm 8-12.
4Craig Bowen, From Ashes The Rise Fall of PKI, A short of The Indonesian Communist, Militant International Publication.
Hendricus Hosephus Fransiscus Marie Sneevliet memulai kariernya sebagai seorang penganut mistik katolik tetapi kemudian beralih ke ide-ide social demokratis yang revolusioner. Pada saat Belanda, ia meminpin sebuah pemogokan buruh galangan kapal Amsterdam. Aktivitasnya itu membuat ia sukar mendapatkan pekerjaan, oleh sebab itu ia pergi menuju Indonesia untuk mencari penghidupan.
Pekerjaan yang pertama ialah sebagai staf editor Soerabajaasch Handelsblad. Lalu, pada tahun 1913 ia pindah ke Semarang untuk menggantikan rekannya D.M.G Koch sebagai sekretaris Handelsvereeniging. Kemudian pada tahun 1914, bersama dengan tiga orang rekannya J.A Bransteder, H.W. Dekker dan P. Bergsma mendirikan ICDV di Surabaya. Selain itu ia juga aktif di vereeging voor volharding-en Traamwegpersonee (VSTP) sebagai editor pada Volharding, sebuah Koran terbitan VSTP. Atas sarannyalah, VSTP terbuka bagi Bumiputra dan bergerak radikal membela kepentingan pegawai-pegawai Bumiputra yang miskin. Figur kedua dalam gerakan ini ialah Semaoen. Ia dikenal sebagai seorang anak didik sneevliet yang cerdas. Lahir pada tahun 1988 di Mojokerto sebagai anak buruh kereta api. Ia bukanlah keturunan Priay, namun, karena dibesarkan pada zaman etis ia turut mengenyam pendidikan dasar gaya Barat. Lulus dari sekolah bumiputra angka satu, bergabung dengan staat spoor (ss) pada tahun 1912 di usia tiga belas tahun. Tahun berikutnya ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) afdeling Surabaya. Berkat kecapannya Semaoen langsung tampil ke depan sebagai sekretaris SI di Surabaya pada tahun 1914. Pada masa itulah, ia bertemu dengan Sneevliet dan terkesan akan “sikap manusiawi yang tulus” yang sama sekali terbebas daari “mentalitas colonial” yang dimilikinya. Melalui Sneeveliet, Semaoen mulai belajar menulis dan berbicara dengan bahasa Belanda. Pada Juli 1916, ia pindah ke Semarang untuk menjadi propangandis VSTP dan menjadi editor SI tetap, surat kabar VSTP yang berbahasa melayu. Satu tahun setelahnya, ia kembali dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Propagandis dan komisaris SI Semarang pada usia 18 tahun. Setelah Sneevliet diasingkan, Semaoen mengambil alih kepemimpinan dalam partai.
Di awal pendiriannya, anggota ISDV didominasi orang-orang Belanda. Didorong oleh keinginan untuk menarik simpatai rakyat Indonesia, pada tahun 1915-1916 ISDV menjalin hubungan dane Insulinde (kepulauan Hindia), sebuah parti yang didirikan pada tahun 1907 dan setelah tahun 1913 partai ini menerima anggota dari Indische partij yang terdiri dari beberapa orang Indonesia radikal. Namun kerjasama ini belum menjadi alat yang ideal untuk mengambil hati rakyat pribumi secara keseluruhan, berdasarkan hal itu, ISDV mengubah haluan ke SI, satu-satunya organisasi yang dimiliki massa Indonesia terbanyak. Dengan menggunakan cara ini, ISDV berhasil menggaet dukungan kelas pribumi yang pada umumnya adalah muslin nominal,strategi ini dikenal sebagai “blok didalam” atau blok within yang dikembangkan setiap tahun 1916 okeh ISDV untuk meraih dukungan dari masssa sarekat Islam (SI). Maksud dari ini ialah mengembangkan propogansa propagansa dan konekditas di antara massa dengan membuat semacam sel-sel ditubuh partai induk. Namun begitu, dimasa selanjutnya, strategi telah mendatangkan perseteruan antara SI dengan PKI. Dalam masa awal kebangkitan gerakan kiri, mencuat isu tentang Indie werbaar (pertahanan hindia). Indie Werbaar merupakan reaksi kecemasan pemerintah colonial atas bangkitnya pa asianisme yang di pinpin oleh jepang dalam perang Duni I (1914-1918). Demi mengamankan asetnya dari pengaruh negative perang Dunia I, pemerintah bermaksud untuk membentuk miliansi pertahanan yang terdiri dari rakyat bumiputra. Menanggapi hal tersebut, muncul sikap pro dan kontra. Dalam pada itu, gerakan kiri yang dimotori oleh Semaoen, Darsono, Haji Misbach, dan mas Marco berada dipihak yang kontra. Melalui pidato-pidato propaganda dan tulisan-tulisannya mereka menentang keras kebijakn pemerintah itu. Mereka tak ingin rakyat pribumi menjadi korban sia-sia dari perjuangan yang tak pasti arahnya. Dengan cepat isu ini berubah menjadi tuntutan untuk membentuk perwakilan rakyat pribumi. Gonjang-ganjing ini kemudian ditanggapi oleh parlemen Belanda dengan meluluskan permintaan untuk membentuk Volksraad (dewan rakyat) dan menolaj indie werbaar. Pada kenyataannya, Volksraad hanya diisi oleh orang-orang yang berseikap koperatif pada kekuasaan dan menafikan kepentingan rakya, menanggapi hal ltu. “Sinar Djawa” mengkritik pemilihan anggota Volkstraad sebagai hal yang tidak berguna bagi rakyat. Ketidakpuasan ini menunjukkan sikap kepedulian yang tinggi atas nasib pribumi. Dalam pandangan gerakan kiri. Volkstraad harus benar-benar mewakili dan berjuang demi perrbaikan nasib mong cilik. Di waktu selanjutnya, kritik-kritik tajam semaeon dan kaum liri laimnnya tidak hanya dihunjamkan kepada isu Volkskraad saja. Namun diperluas lagi menjadi kecaman-kecaman terhadap kapitalisme yang dikembangkan oleh pemerintah. Kecaman-kecaman itu direalisasikan dalam berbagai bentuk, tidak hanya artikel, tetapi juga dalam bentuk kisah sastrawi.
PKI yang menjadi sebuah partai pribumi yang progesif, mengembangkan propaganda yang bersifat ke-Indonesi-an. Pada saat itu PKI kurang menekankan pada doktrin-doktrin teoritis Marx dan Lenin, namun ia lebih memberikan perhatian kepada propaganda yang berbasis cultural Jawa. Berbeda dengan pemerintah kolonial yang menetapkannya sebagai pemberontak, PKI menyebut Diponegoro, Kyai Maja dan sentot sebagai pahlawan dalam perang Jawa. PKI juga menggunakan ramalan-ramalan yang bersifat mesianitis mengenai ratu adil sebagai daya tarikya. Satu hal yang tampak sebagai sebuah keunikan pada periode ini. Munculnya istilah Islam komunis. Haji hasach ialah salah satu tokoh muslim komunis yang melegenda saat itu. Sebagai mubaligh lulusan pasantren, ia sering melakukan ceramah tentang islam dan komunis, sehingga ia dikenal dengan nama “Haji Merah”.
Namun PKI alpa, bahwa sebenarnya hubungan islam dan komunis seibarat minyak dengan air, tidak dapat dicampur. Tapi tak mungkin bersatu. Di balik kekompakan mereka dalam menyeranh kebijakan-kebijakan pemerintah Kolonial, pertikian ideologis telah menumpahkannya dari dalam. Dan tampaknya atas dasar itulah Semaeon bermaksud mendirikan federasi antara 20 sarekat islam dagang yang ada dibawah naungan SI dengan 70.000 orang anggota PKI di bulan Desember 1919. akan tetapi, sang “raja mogok” yang juga peminpin serikat sekerja dari Central Sarekat Islam (CSI). Surjopranoto, mempersoalkan kepeminpinan Semaeon sehingga bubarlah federal itu. Pertikaian antara islam dan komunis semakin tak terbendung ketika pada bulan November 1920, sebuah terbitan PKI yang berbahasa Belanda. Het Vrije Woord (kata yang bebas). Menerbitkan tesis-tesis lening tentang masalah-masalah nasional dan penjajahan yang meliputi kecaman-kecaman terhadap Pan-Islam dan Pan-Asianisme. Berbagai pihak berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak, termasuk Tan Malaka. Namun sis-sia belaka, akibat dari pertikaian ini SI terbelah menjadi dua bagian, SI merah dan SI putih, kemudian SI merah diberi nama sebagai Sarekat Rakya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa strategi PKI dalam mencari Massa itu telah menyebabkan pertikaian yang kronis antara SI dengan PKI.
Dan perpecahan tersebut tampaknya telah meningkatkan rasa permusuhan di semua pihak, persaingan memperebutkan pengikut penduduk desa antar cabang-cabang SI dan cabang Sarekat Rakyat, telah menyeret PKI kedalam lingkungan keras anarkis. Akhirya PKI tergelincir kedalam sebuah pemberontakan ketika organisasi ini tidak dapar memutuskan apakah harus membubarkan Sarekat Rakyat yang jumlah pengikutnya dari kelas Non Proleter semakin bertambah banyak. Suasana yang tidak menguntungkan bagi pergerakan nasional in berlansung cukup lama dan berlarut-larut. Gerakan kiri terjebak dalam kondisi yang tidak menguntungkan, lebih-lebih setelah Semaeon, sang pioneer kiri,mengalami nasib yang tregis, dibuang oleh pemerintah Kolonial karena menyerukan pemogokan buruh than 1923.
Ditengah-tengah suasana yang carut-marut,akibat ketatnya pengawasan penguasa konflik internal yang mulai merapuhkan gerakan kiri, sebuah pemberontakan disiapkan pada bulan Desember 1924. sesunggugnya aksi ini tidak mendapatkan restu dari Komintern du Uni Soviet, mengingat peminpin PKI, semaeon, dibuang karena kasus pemogokan besar-besaran buruh VSTP pada 1923. namun, beberapa pimpinan PKI yang tersisa, tetap brmaksud untuk “unjuk gigi” di hadapan penguasa kolonial.
Sebuah keunikan mucul dalam pemberontakan ini. Banten, sebuah daerah yang dikenal dengan daerah pengikut Islam yang ortodoks, juga ikut memberontak atas nama PKI. Malah, di daerah ini pemberontakan komunis jauh lebih besar ketimbang tiga daerah lainnya, yakni pariangan, Batavia, dan Sumatra Barat. Khusus di Banten, pemberontakan komunis terjadi terjadi akibat para peminpin tradisional, kyai dan jawar, merasa tidak puas dengan SI. Faktor lainnya ialah kesamaan sifat radikalisme yang dikandung, baik PKI, maupun oleh rakyat Banten. Betapapun hebatnya pemberontakan kaum kiri ini, akhirnya dapat ditumpas pada tanggal 14 November 1926. sekitar 13.000 orang ditangkap, beberapa orang ditembak dan sebagian dijebloskan di kamp di Boven Digul. Pemberontakan yang abortif ini sekaligus menandakan kehancuran gerakan kiri masa kolonial, untuk lalu kembali bergerak di masa selanjutnya.
Sebuah tahapan kebangkitan nasional ditutup oleh pemberontakan PKI tahun 1926. akan tetapi, sad ending yang menyakitkan ini bukan berarti menutup semua gerakan yang bertujuan merebut kemerdekaan Indonesia. Kehadiran PKI di dalam kencah pergerakan nasional memberikan sebuah gambaran yang jelas mengenai apa dan siapa sesungguhnya bangsa Indonesia itu. Gerakan kiri yang diwakili oleh PKI telah menyadarkan kaum pribumi sebagai bangsa tertindas oleh kapitalisme dan imperialisme bangsa Belanda. Berdasarkan hal di atas, PKI telah menetapkan secara tegas
identitas kelas pribumi. Lebih jauh lagi, dengan segala aksinya, baik melalui tulisan, pidato-pidato propaganda, aksi-aksi mogok dan pemberontakan melawan pemerintah kolonial, PKI telah mengangkat kaum pribumi menjadi bermartabat.
Jika ada pemberontakan 1926 pemerintah kolonial memberangus gerakan ini dengan membuang dan membumuh pengikutnya, pada masa Orde Beru, gerakan ini lagi-lagi dipersalahkan atas tragedy Gestapu 1965. ribuan pengikut PKI ditangkap, dibuang bahkan dibunuh secara biada. Gerakan kiri tidak lagi dapat bernafas lega, ia terengah-engah dan sekarat, tergulung deras arus kapitalisme.
Revolusi ajaran komunisme pada dasarnya adalah gelora serangkaian usaha yang dilakukan oleh piha-pihak kaum kominis di mana saja mereka berada untuk mejalankan misi, cita-cita dan menyatakan eksistensinya sebagai kekuatan baru misi utama setiap gerakan komunisme adalah melenyapkan perbedaan kelas, jenis kelamin atau gender, dan perbedaan kebangsaan dengan cara revesioner dan parlementer. Selanjutnya, perjuangan komunois akan membuka suatu dunia baru yang di dalamnya penuh ruang dan kesempatan yang bebas untuk semua orang, terutama untuk mereka yang selama ini terpinggirkan atau mendapat perlakuan diskriminatif dalam berbagai kesempatan yang ada5.
Williams Ebenstein, juga menjelaskan bahwa, baik di Cina RRC maupun Russia, orang-orang komite Central partai komunis sangat menyadari, bahwa dunia baru yang terbuka itu harus di isi dan dipilih dari kalanhgan-kalangan anak-anak generasi baru yang cerdas-cerdas dari kalangan keluarga petani atau buruh-buruh dan kuli-kuli yang relative miskin. Mereka inilah yang kemudian disebut “kaum terpilih”. Kemajuan Uni Soviet, Rusia, Begitu juga dengan RRC setelah perang dunia pertama. Dan selanjutnya Russia Unggul dalam perang dunia kedua.
5 William Ebenstai, -isme-isme yang mengguncang dunia, nasrani, Jakarta, 2006. Hlm.83-89
Hingga menjadi kekuatan besar yang menyaingi Amerika, menurut Ebenstein, semua bermula dari karya-karya besar”kaum terpilih” ini. Mereka sebagai kekuatan intelektual yang cukup handal dan diberikan peran yang cukup besar dalam memajukan industri, yang kemudian memajukan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemiliteran, politik, ekono,I dan seterusnya.
Sebagian kecil anak-anak cerdas yang direkrut dan terpilih itu, dapat dipastkan telah cukup siap secara mental ideologis. Mereka dipastikan mempunyai semangat dan akal yangluar biasa untuk belajar dan mengejar cita-cita, merubah nasib dan kedudukan, agar dapat mengantarkan mereka menjadi pimimpin elit pemerintahan, militer, industriakisasi, dan dalam berbagai sector kehidupan lain. Peluang ini adalah bagaikan jalan raya yang cukup mulus bagi anak-anak petani, buruh dan kuli-kuli untuk melaju kencang terminal kemajuan di dalam dunia baru.
Namun dibalik itu komunikasi juga berpikir dalam kerangka strategi militer terhadap sebagian jumlah populasi yang lebih besar itu. Mereka harus tetap berada dalam organisasi-organisasi kaum pekerja dipusat-pusat industri di kota-kota dan buruh tani yang bekerja di basis-basis mekanisme pertanian di daerah-daerah pedalaman, adalah professional menjadi gelilyawan sejati, apabila sewaktu-waktu negera komunis terlibat dalam pertempuran atau perang terbuka pada setiap perjuangan cita-cita missi komnisme untuk dunia.
Dalam tulisan Juiping, terdapat uraian yang jelas tentang langkah-langkah partai komunis (komunisme) dalam setiap usahanya untuk melaksanakan missi dan cita-cita komunis me dunia. Di antara banyak cara yang disebutkan dalam buku itu, beberapa dari padanya dapat disebutkan sebagai berikut. Pertama, komunisme dalam setiap gerakannya selalu melancarkan revolusi dengan kekerasaan, tujuannya adalah untuk menggulingkan pemerintah yang berkuasa, terutama pemerintah atau system politik yang tidak sesuai dengan cita-citanya, kemudian menggantikan dengan rezim baru yang berjiwa marxis dan berwatak proletar, kedua, komunisme selalu mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan, atau kebaikan dengan kejahatan. Misalnya, ketika membangkitkan semangat kaum buruh/proletar, para peminpin revolusi selalu berkata; “…..kaum buruh adalah kaum yang paling progesif, kelas yang paling ideal, paling sabar dan paling tidak egois. Buruh adalah kelas yang paling depan dalam perjuangan cita-cita revolusi, dan buruh adalah pioner-pioner kaum proletar di mana saja mereka berada. Tanpa petani yang miskin, tidak ada revolusi sejati, dan revolusi sejatin, dan revolusi ini kita buka adalah untuk membela mereka, membela orang-orang miskin”. Ini adalah kata-kata Mao Zedong yang selalu dikutip oleh tokoh-tokoh poitik dari partai komunis.
Ketiga, dalam setiap gerakannya komunis selalu memanfaatkan cara-cara menghasut dan menyulut pertikaian massa. Keharmonisan yang ada dalam dan tumbuh subur dalam suatu masyarakat yang tertib, baik di kota-kota maupun di desa-desa, kondisi ini dianggap hamabatan bagi tegaknya ideology dan misi masyarkat komunisme atau masyarakat baru. Oleh sebab itu keharmonisan ini, dengan cara memfitnah orang-orang kaya, tuan-tuan tanah, tokoh-tokoh agama, peminpin masyarkat yang jumlahnya relative sedikit (misalnya 5 % sebaliknya, komunis menghasut sejumlah orang-orang yang tidak kaya, tidak mempunyai kedudukan yang tinggi, penganggur , dan lain-lain yang jumahlnya yang relative bnyak (misalnya 95% ). Kondisi ini dimenfaatkan dan dipertentangkan oleh komunis sesuai dengan “teori pertentangan kelas”, sehingga keadaan yang damai harmonis tadi telah menjadi berubah dengan tumbuhnya benih-benih kebecian-kebencian, hilangnya uhkhuwah sesama warga, munculnya jurang pemisah, dan selanjutnya, semakin dekat dengan kondisi perpecahan dan hur-hura.6‑
dalam pergerakannya di Indonesia, partai komunis (Indonesia) dianggap lebih berani menyatakan missi dan tujuan politik-politiknya dibandingkan dengan partai-partai politik lainnya. Pada waktu itu, PKI adalah satu-satunya partai yang relative berani menyatakan secara terbuka kepada public, bahwa PKI ingin mewujudkan masyarakat Komunis Indonesia yang adil dan merata. Disamping PKI, pada waktu itu masih ada PNI yang juga berani menyatakan diri dengan slogan Nasionalisme. Pamor PNI pada waktu itu, terutama dalam propaganda, berada di bawah PKI. Oleh sebab pamor gerakannya kuat. Maka PKI relative radikal dalam sikap dan gerakan politiknya. Salah satu propaganda PKI yang relative populer adalah ketika PKI menyatakan secara terbuka, bahwa revolusi 17 Agustus 1945 belum selesai.7
Revolusi ini masih berada pada tahap paling awal dari cita-cita revolusi PKI di Indonesia. PKI bersama rakyat dan pengikut-pengikutnya harus segera bersiap-siap menuju tahap revolusi berikutnya, yaitu revolusi kedua. Dalam revolusi kedua ini, PKI bercita-cita dan bersungguh-sungguh mewujudkan Negara dan pemerintahan yang berdasarkan komunisme. Kapan itu tercapai, ketika semua alat-alat negera dan birokrasi pemerintah Negara berada di tangan orang-orang komunis. Artinya ketika presiden, kepala angkatan, para mentri, gubernur, bupati, wali kota hingga kelurah dan kepala desa semuanya dipegang oleh orang-orang komunis, dan setelah itu, PKI Indonesia segera akan melangkah kerevolusi ketiga, revolusi yang akan melahirkan masyarakat Indonesia yang sama rata dan sama rasa antara borjuis den proletar.
Gambaran ini akan memberikan pemahaman yang jelas betapa ambisi PKI untuk berkuasa sepertu telah mendesak nurani Islam dan kaum nasionalis Indonesia.
6 ibid, 205. hlm.23-35
7 M.H Lukman seorang ideokog/pemikir ci comite central PKI pada tahun 1957 telah menerbitkan buku pedoman revolusi social-agraria yang diberi nama ABC Resolusi Indonesia.
Berikutnya tentara indinesia dan semua pihak yang merasa dirugikan oleh gerakan dan propaganda PKI untuk kemudian bangkit menantang. Dengan suasana yang demikina paraoks ini, yang disertai dengan adanya pergesekan ideologis antara golongan, sebagaimana pengalaman konflik-konflik di berbagai berkembang, telah mendjadi ruang dan iklim baru bagi tampil bentara sebagai pihak yang akan melakukan upaya stabilitasi politik dan kemudian mengambil keuntungan politik kuasa. Jika kondisi dapat segara tercipta untuk disebut terakhir itu.
Persaingan politik dan ideology tingkat nasional. Dalam bentuk yang lebih formal lagi dapat dilihat di kemudian dalam peta hasil pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1955. cerminan ideology politik tersebut misalnya, dapat dibaca pada posisi empat buah partai yang berhasil tampil”empat besar” pemenag pemilu tahun 1955 itu. Yang secara berturut-turut disebutkan PNI, MASYUMI, NU dan PKI. Masing-masing partai tersebut mewakili ideology nasionalisme (PNI), mewakili Ideologi Islam (MASYUMI dan NU) dan berikutnya ideology komunis yang diwakili oleh PKI. Pada masa itu (1955) walaupun secara nasional PKI telah berhasil nyata mencapai empat besar dalam pemilu, tetapi keadaan di Aceh begitu muncul kepermukaan. Gerakan aktifis PKI di Aceh baru diketahui terang-terangan pada tahun 1963. ketika Thaib Adamy adalah seorang kader PKI yang dianggap tangguh dan militan pada masa itu, Jabatannya selaku Sekretaris Comite Central PKI, disamping itu ia juga berkedudukan sebagai anggota DPRD-GR propinsi Daerah Istimewa Aceh mewakili Partai Komunis Indonesia (PKI) di Aceh.**
silahkan baca buku peristiwa PKI Di Aceh
terbitan CV. Boebon Jaya Karangan R Sufi
atau kunjungai acehsabohnangblogspot.com
menarik untuk jadi dijadikan pelajaran demi masa depan sebuah negara yang lebih baik lagi..
BalasHapus