BIANG
KEROK LEBIH PANTAS DISEBUT TERORIS
“Kita
memiliki semboyan perjuangan: Jika Anda makan, makan di 969. Jika Anda pergi,
pergi ke 969. Jika Anda membeli, belilah ke 969,” tegas Wirathu dalam sebuah
wawancara di Biara Mosoeyein.
Entah
mulai kapan kampanye 969 didengungkan Wirathu. Namun menurut catatan media,
kampanye provokatif Wirathu mulai meluas pada awal 2013. Ia menyampaikan
serangkaian pidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas
umat Islam. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat
melalui stiker, brosur dan sebagainya. Stiker 969 bisa dengan mudah ditemui di
sepeda motor milik orang Budha, mobil, warung pinggir jalan hingga pusat kota.
Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantian dan pengusiran
umat Islam, khususnya Rohingya.
Ribuan
muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun
terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan
orang mencoba pergi menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh
setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana. [Ibnu K/Bersamadakwah]
Biksu yang berkepala botak ini lebih
pantas disebut terrorist, mengingat tindak tanduknya yang sangat kejam, laksana
munusia berhati iblis. Yang jauh dari nilai-nilai budi yang diajarkan setiap
agama. Sekilas balik. Seandainya itu pelakunya seorang muslim sudah dari dulu
di sebut teroris dan kejar oleh dunia barat. Namun karena ini kasus sebaliknya,
tentu merekapun diam. Sampai kapankah dunia barat akan membuka mata akan hal
ini. Kita tidak usah berharap lebih, kita sebagai muslim harus saling membantu
mereka semampu kita. semoga Allah selalu melindungi mereka yang teraniaya dan
bagi mereka yang sudah mendahului kita semoga mendapat tempat sebaik-baik
tempat
gambar beberapa kegiatan untuk Rohingya mulai dari warga Aceh hingga Turki
sumber :google image
Tidak ada komentar :
Posting Komentar