Allah Is My GOD, Islam Is My Religion, Muhammad Is My Prophet, Quran Is My Book. Alhamdulillah

Minggu, 14 Juli 2013

BABI HARAM KENAPA ALLAH MENCIPTKANNYA...


Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung lemper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Kadang juga dirujuk sebagai khinzir (bahasa Arab). Babi adalah jenis binatang  omnivora, yang berarti mereka mengonsumsi baik daging maupun tumbuh-tumbuhan. Babi ini banyak terdapat di hutan-hutan namun sekarang ini babi ini sudah menjadi binatang peliharaan dan pertenernakan bagi koum non muslim. Lalu bagaimana sebanarnya muslim memandang hewan jorok ini ? islam merupakan agama yang sangat memandang kebersihan ummatnya. Baik itu tempat tinggal lingukangan serta makanan yang halal dan baik. Islam sudah mengharamkan babi ini sejak 14 abad yang lalu. Islam telah menetapkan hokum atas binatang jorok ini. Dalam alquranpun mengenai binatang menjijikkan ini dapat kita jumpai ayat yang mengharamkan bagi ummat islam untuk mengkomsusinya.
Alasan Kenapa Daging Babi Haram Dikonsumsi  Mengapa Allah mengharamkan daging babi alias daging celeng? Tentunya ada sebab mengapa diharamkan. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan tentang keharaman daging babi tersebut. Seperti firman-Nya dalam surat Al-Maidah ayat 3 :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.”
Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa babi itu haram, serta hewan yang halalpun jadi haram apabila disebembelih atas nama lain selain allah. Itu artinya hewan yang halal bagi ummat islam harus melalui sembelih bukan di tombak, ditusuk, atau di bakar hidup hidup. Hewan yang tidak di sembelih itu merupakan bangkai, bangkai tidak itu haram bagi ummat islam terkeculai ada dua bangkai yang halal bagi ummat islam. Adapun kedua bangkai tersebut adalah bangkai ikan dan belalang. Hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad SAW.
Dari ibnu Umar ra. Ia berkata berkata rasullullah “dihalalkan untuk kita, dua jenis bangkai dan dua jenis darah. Adapun dua jenis bangkai itu adalah bangkai ikan dan belelang dan dua jenis darah itu adalah limpa dan hati)
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Dalam sanad hadist ini ada unsur dhaif)

A. DIHARAMKAN DALAM ISLAM  BERIKUT INI.
1.       Babi adalah container (tempat penampung) penyakit. Beberapa bibit penyakit yang dibawa babi seperti Cacing pita (Taenia solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Cacing tambang (Ancylostoma duodenale), Cacing paru (Paragonimus pulmonaris), Cacing usus (Fasciolopsis buski), Cacing Schistosoma (japonicum), Bakteri Tuberculosis (TBC), Bakteri kolera (Salmonella choleraesuis), Bakteri Brucellosis suis, Virus cacar (Small pox), Virus kudis (Scabies), Parasit protozoa Balantidium coli, Parasit protozoa Toxoplasma gondii
2.      Daging babi empuk. Meskipun empuk dan terkesan lezat, namun karena banyak mengandung lemak, daging babi sulit dicerna. Akibatnya, nutrien (zat gizi) tidak dapat dimanfaatkan tubuh.
3.      Menurut Prof. A.V. Nalbandov (Penulis buku : Adap-tif Physiology on Mammals and Birds) menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke dalam daging. Akibatnya, daging babi tercemar kotoran yang mestinya dibuang bersama urine.
4.      Lemak punggung (back fat) tebal dan mudah rusak oleh proses ransiditas oksidatif (tengik), tidak layak dikonsumsi manusia.
5.      Babi merupakan carrier virus/penyakit Flu Burung (Avian influenza) dan Flu Babi (Swine Influenza). Di dalam tubuh babi, virus AI (H1N1 dan H2N1) yang semula tidak ganas bermutasi menjadi H1N1/H5N1 yang ganas/mematikan dan menular ke manusia.
6.      Menurut Prof Abdul Basith Muh. Sayid berbagai penyakit yang ditularkan babi seperti, pengerasan urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mencekam (Angina pectoris), radang (nyeri) pada sendi-sendi tubuh.
7.      Dr. Murad Hoffman (Doktor ahli & penulis dari Jerman) menulis bahwa Memakan babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tapi juga menyebabkan peningkatan kolesterol tubuh dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh. Ditambah cacing babi Mengakibatkan penyakit kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rheumatic serta virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang di musim panas karena medium (dibawa oleh) babi.
8.      Penelitian ilmiah di Cina dan Swedia menyebutkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus besar.
9.      Dr Muhammad Abdul Khair (penulis buku : Ijtihaadaat fi at Tafsir Al Qur’an al Kariim) menuliskan bahwa daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan Trachenea lolipia. Cacing tersebut berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi.
10.    DNA babi mirip dengan manusia, sehingga sifat buruk babi dapat menular ke manusia. Beberapa sifat buruk babi seperti, Binatang paling rakus, kotor, dan jorok di kelasnya, Kemudian kerakusannya tidak tertandingi hewan lain, serta suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri dan Kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka berada di tempat yang basah dan kotor. Untuk memuaskan sifat rakusnya, bila tidak ada lagi yang dimakan, ia muntahkan isi perutnya, lalu dimakan kembali. Lebih lanjut Kadang ia mengencingi pakannya terlebih dahulu sebelum dimakan. Nah itulah bebrapa alasan kenapa daging babai diharamkan dalam islam untuk di konsusmsi manusia.


B. MEMILIKI SIFAT-SIFAT KOTOR
Hewan babi memiliki sifat-sifat kotor dalam bentuk perilaku seperti malas, tidak suci sinar matahari (membantu berkembangnya parasit dalam tubuhnya),  rakus dan suka tidur di kubangan kotoran mereka sendiri, perilaku seksual yang di luar kebiasaan hewan lainnya (babi bukan hewan hemaprodit). Ada sebuah dialog, seorang ilmuwan dengan ulama berkenaan dengan perlaku babi. Sang ilmuwan bertanya kepada ulama sebagai berikut :

Ilmuwan      : “Haramnya hewan Babi bagi umat muslim adalah disebabkan karena banyaknya parasit dan kotoran dalam hewan ini. Dengan semakin canggihnya ilmu kedokteran, bukankah mungkin nantinya hewan babi dapat dibersihkan dari virus dan parasit yang mematikan ini? Apakah nantinya hewan babi yang bersih ini akan menjadi halal?”
Ulama           : “Haramnya babi bukan karena hal itu saja. Tetapi ada sifat babi
yang sangat diharamkan untuk umat Islam”.
Ilmuwan       : “Apakah itu ?”
Ulama           : “Coba anda buat 2 kandang. Satu kandang anda isi dengan 2 ekor ayam jantan dan 1 ekor ayam betina. Satu kandang lagi anda isi dengan 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina. Apakah yang terjadi pada masing2 kandang tersebut? Bisakah anda menerkanya?”
Ilmuwan         : “Tidak”
Ulama        : “Mari kita lihat sekarang. Pada kandang pertama di mana Ada 2 ekor ayam jantan dan 1 ekor ayam betina. Yang terjadi adalah 2 ekor ayam jantan tersebut berkelahi dahulu untuk memperebutkan 1 ekor ayam betina tersebut sampai ada yang menang atau kalah. Dan itu Sesuai dengan kodrat dan fitrah manusia diciptakan”.
Ilmuwan       : “Pada kandang babi?”
Ulama        : “Ini yang menarik. Pada kandang kedua, yaitu kandang babi, 2 ekor babi jantan itu tidak berkelahi untuk memperebutkan babi betina tersebut, tetapi yang terjadi adalah 2 ekor babi jantan tersebut malahan menyetubuhi secara beramai2 babi betina tersebut dan juga terjadi hubungan  homoseksual antara kedua ekor babi jantan tersebut setelah selesai dengan si betina. Demikian juga dengan betinanya dapat melakukan hal yang demikian. Hal inilah yang jelas-jelas bertentangan dengan fitrah umat manusia. Bila umat Islam ikut-ikutan memakan babi maka ditakut-kan umat Islam akan mempunyai sifat dan karakteristik seperti babi ini.
(pikirkan dengan hati bukan dengan emosi), makanya tidak heran di negeri-negeri yang katanya maju peradabannya justru berkembang pola kehidupan seksnya seperti halnya hewan ini.



Sumber : 
Mushaf Lafziyyah Alhuda Al-quran Terj. Alhuda 2009 Gema Insani  Depok Indonesia
AL-Hafizd Ibnu Hajar Al-Asqalani Terj. Bulughul Maram.  2010 Akbar Media Jakarta
Falih ashadi, yusuf Cahyo ahklak membentuk pribadi muslim 2003 Aneka Ilmu Semarang

Sabtu, 06 Juli 2013

ANTARA CINTAKU KEPADA AYAHKU DAN TUHANKU

ANTARA CINTAKU KEPADA AYAHKU DAN TUHANKU
(kisah abu ubaidah)

Saat madinah dalam detik jihad dan perjuagan yang sebenarnya. Ketika itu sahabat  rasul berada dalam tanaian kelegaan. Sesudah itu nabi dan para sahabat beliau mulai menghadapi perang dingin dan panas yang lebih serius, antara islam dan berhalaisme.
Kaum quresy dari kota mekkah sudab siap-siap datang menyerbu nabi dan pengikutnya ke kota madinah, dengan semua laki-laki baik yang kecil maupun yang besar. Dengan tujuan untuk memukul sebagai pukulan terakhir yang mematikan kepada Muhammad dengan islamnya. Rencana ini mereka yakini benar-benar lengkap kuat dan tangguh menurut pertimbangan mereka.
Maka pecahlah perang Badar yang sangar bersejarah. Tentara Muhammad hanya terdiri dari 313 orang saja. Sedangkan dari pihak lawan tidak kurang dari 2.000 orang, terdiri dari 600 baju besi.100 ekor kuda dan 700 unta.  Atau 1 banding 6, itulah bandingan yang membuat quresy optimis dan menyombongkan diri  untuk menang.
Abu ubaidah adalah merupakan salah satu suri yang sangat membanggakan dalam perang Badar ia merupakan lukisan hidup bagi sebuah bentuk iman yang sangat mendalam, mengalir dari lubuk hati seorang insan yang memenuhinya dengan keberanian, keukuatan dan tenaga yang mengagumkan. Abu ubaidah bagaikan sebuah papan tulis yang mempertontonkan kepada umat manusia, dari aqidah suci yang menempati jiwa. Abu ubaidah merupakan judulnya perang badar.
Abu ubadah adalah satu irama dari pancaran sajian Al-quran yang menawan hati, hingga ia dapat melupakan semua di alam wujud ini. Bahkan melupakan ayah dan ibunya sendiri. Ia hanya ingat kepada Allah semata.

Abdullah bin jarrah, ayah abu ubaidah merupakan salah satu pahlawan yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang terkenal. Dalam badar itu ia mencetuskan niatnya untuk membunuh anaknys pada awal perang. Ia ingin memberi anaknya pelajaran yang pahit, seorang anaknya yang durhaka, yang membangkang ibu bapaknya. Orang yang selama ini mendidik dan mengasuhnya.

Karena sengaja mencarinya, maka ayah dan anak inipun bertemu. Abdullah bin jarrah berusaha untuk membunuhnya. Tapi abu ubadiah ketika melihat ayahnya dan mengetahui maksudnya, iapun menghindari ayahnya. Iapun mengalihkan tikaman pedangnya dan pindah kebagian lain, akhirnya pisahlah kedua anak ayah tersebut.
Akan tetapi niat ayahnya yang keras itu tidak mengendur malah semakin meluap. Usaha untuk mencari putranya tetap ia lakukan dan akhrinya merekapun betemu untuk kedua kalinya, sebagai peluang yang baik. Abdullah bin jarrah mengangkat pedangnya untuk menghamtamkan ke tubuh ubaidah. Mujur ubaidah mengelakkan dengan satu gerakan ringan.  Kemudian iapun mengelak dari serangan ayahnya, ia berusaha ke bagain lain. Hingga merekapun terpisah, sementara perang masih berkecambuk. Suara pekikan manusia menggema arena perperangan tersebut.

         Melihat anaknya menghindar dari untuk yang kedua kalinya membuat Abdullah semakin marah dan bukan main. Sang ayah yang yakin dengan kemahirannya memainkan pedangnya pada kesempatan itu, pasti berhasil memuaskan hatinya. Akan tetapi abu ubaidah berhasil untuk mengelak. Sebagai orang yang ahli dalam pedang tentu merasa tersinggung dengan ulah anaknya tersebut. pikiran ayahnya tertumpah untuk mencari dan berhadapan dengannya sebagai dua musuh, setelah peluang kedua hilang.

         Untuk yang ketiga kalinya, kedua ayah dan anak itupun kembali bertemu dan saling berhadap hadapan satu sama lainnya. Melihat anaknya sudah ada di depan mata siayah mengangkat pedangnya hendak memberikan pukulan yang mematikan, yang akan menyembuhkan luka dendam dalam kalbunya, terhadap anak yang di anggap durhaka itu.
Abu ubaidah melihat dengan jelas ayahnya menghadangnya untuk menghabisi nyawanya. Bagi  ubaidah setelah berkali-kali menghindar dengan ayahnya itu, kiranya jangan sampai terjadi ayahnya tewas dengan pedangnya atau ia tewas degan pedang ayah tersebut. kalau mati juga ia atau ayahnya, biarlah senjata atau pedang oranglain. Tapi kenyataannya kegigihan ayah untuk mencarinya sebagai anak yang hendak dibunuh.  Bagi ubaidah untuk saat itu ia adalah seorang prajurit islam. Maka kesimpulan yang diambilnya bahwa ia sedang dalam jihad melawan kafir yang memerangi  islam. Sedangkan ayahnya sendiri berdiri di pihak kafir sebagi lawan. Apakah ia hanya diam? Adakah ia diam melihat orang menghalanginya untuk menyebarkan dawkah.

       Setelah semua usaha dan daya ubaidah lakukan, berkali-kali ia telah menghindari ayahnya untuk  tidak saling bunuh, agar tidak terjadi perkelahian antara ia dan ayah kandungnya. Akan tetapi ayahnya itu selalu menyudutkannya dan memaksanya untuk berkelahi. Pada pertemuan yang ketiga kalinya, sungguh ubaidah tidak dapat mengelak lagi dan kelihatan ayahnya lebih dulu mengangkat pedang untuk membunuhnya. Abu ubaidah berpikir terus, dann mengambil keputusan bahwa ia akan melawan dan bertekad untuk menjatuhkan ayahnya orang yang kini menjadi lawannya.

        Maka bertemulah dua pedang, pedang ayah dan  putranya. Kedua manusia itu berhadapan dengan maksud tujuan sama, yaitu menewaskan lawan-lawannya. Mereka bertarung dengan sengit, memukul menghindar mereka lakukan. Berlomba-lomba untuk menjatuhkan lawan.
Pada saat itu terbayang dalam benak dan pikiran ubaidah tentang kenangan yang indah. Kenangan semasa kanak-kanak yang manis, pada hari-hari, dimana sang ayah menggendongnya, memangkunya dan menimangnya dalam pangkuannya. Membujuk dan dan merayunya dengan penuh kasih sayang dan mesra...

         Akan tetapi kenangan yang menggoda itu dibuang jauh-jauh oleh ubaidah dari pikirannya. Bahwa kenagan tersebut tidak boleh mengalahkannya. Kenangan tersebut tidak boleh menghalanginya untuk menyebarakan dakwah demi mengangkat dan meninggikan kalimah Allah. Pada suatu kesempatan abu ubaidah cepat menurunkan pedangnya dan langsung menarikanya kebelakang dan dengan secepat kilat menusukkan pedang tersebut dengan sekuat tenaga kea rah ulu hati ayahnya yang penuh benci kepada islam hingga dadanya koyak menembus hati. Darah ayahnya memancur, mengalir membasahi tanah, satu padangan yang sangat mengharukan, yang akan mengukirnya di sejarah sebagai pahlawan yang dilandasi jihad..
Abu ubaidah terlihat diam, siapa yang kuat melihat keadaan bila menagalami seperti yanua ia alami sekarang,  ayahnya tewas dengan pedangnya. Tapi ia tetap tegak dalam dalam dakwah. Detik peristiwa itu adalah deti-detik yang menggetarkan langit dan mencatatnya di dalam lembar peringatan. Segera malaikat jibril turun kebumi, untuk menyampaikan kepada abu ubaidah bahwa ia Allah rehda dan surge menantinya kelak..
Maka turunlah ayat untuk kejadian tersebut.

          “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (Al-Mujaadilah [58]: 22)

Abu ubadiah terdiam menyimakkan ayat-ayat kitab suci tersebut. maka tenanglah jiwanya dan lapang dadanya. Bahwa allah telah redha, bahkan telah melukiskan iman di hatinya dan dijanjikannya bantuan dan pertolongan, kemudian menjadikannya sebagai tentara yang akan mendapat kemenangan. (kisah selanjutnya abu ubaidah menaklukkan syam)
Semoga menjadi hikmah bagi kita semua.

MARI BERJIHAD

MARI BERJIHAD DI JALAN ALLAH

        Jihad berarti berjuang sungguh-sungguh di jalan Allah menurut syariat Islam, ini dilakukan untuk menegakkan agama Allah atau menjaga agama allah. Arti jihad sendiri sering disalah artikan bagi mereka yang tidak mengenal prinsip agama. Dalam pikiran mereka ketika mendengar kata jihad hanyalah perang dan perang. Padahal mereka sendiri tidak tahu makna sesungguhnya tapi langsung mengambil kesimpulan sendiri.
Dalam kitab suci alqur`an kata jihad di terjemahkan sebagai “berjuang” kata jihad sendiri berasal dari bahasa arab.  Memiliki kata yang pendek akan tetapi implikasinya sangat luar biasa dalam masyarakat islam baik itu dalam kehidupan pribadi seorang maupun masyarakat. Jihad dalam islam seperti yang kita ketahui bukanlah hal bunuh membunuh akan tetapi berjuang keras dalam memperoleh keredaan Allah.
           Orang-orang barat sering salah mengartikan makna jihad ini. Terutama media-media yang anti Islam. Dalam kamus bahasa Inggris (Oxpord Reference Dictionary) malah di artikan sebagai perang untuk melindungi Islam dari ancaman eksternal atau untuk siar agama untuk kaum kafir. Sungguh tidak masuk akal, bagaimana mereka menerjemahkan makna jihad tersebut. sedangkan asal bahasa sendiri bukan bahasa sendiri. Mereka mengartikan hal tersebut memang memunyai alasan tersendiri, mungkin mereka terpengaruh media-media yang menyebarkan makna jihad tersebut. atau mungkin mereka membenci islam itu sendiri.
         
          Dalam Al-quran kata jihad digunakan dalam dua pengertian yaitu Jihad Fi Sabilillah dan Jihad Fi Allah. Jihad Fisabilillah menyangkut perang mempertahankan diri dari musuh  kebenaran ketika mereka berusaha memusnahkan agama ini. Sedangkan pengertian kedua adalah berusaha dan berjuang secara sungguh-sungguh untuk untuk mencapai keredhaan Ilahi. Jihad kedua ini lebih kepada
Suatu ketika saat rasullullah SAW menyambut sahabat-sahabatnya yang baru pulang dari medan pertempuran, “selamat datang wahai kaum yang telah melaksanakan jihad kecil dan bersiaplah kalian untuk melakukan jihad yang besar.” Dengan penuh keheranan para sahabatpun pertanya, “ya rasulullah, apa yang dimaksud dengan jihad besar itu?” beliau menjawab”jihad melawan hawa nafsu. Sesunggguhnya jihad yang paling besar adalah memerangi hawa nafsuyang dalam dirimu sendiri”
Ketika adam diciptan ia diberikan akal dan hawa nafsu, berbeda dengan mahkuk ciptaan allah hewan ia hanya diberikan nafsu, sedangkan mahkluk allah malaikat hanya diberikan akal, sehingga malaikat ini kegiatannya selalu beribadah dan tidak pernah membantah perintah Allah.
Nafsu merupakan musuh akal, nafsu selalu mendorong tuannya untuk berbuat yang tidak diredai Allah, sehingga manusia yang selalu memperturutkan hawa nafsu ini maka ia akan binasa dan lebih rendah daripada hewan.  Sedangkan akal diberikan kepada manusia untuk bisa berpikir kearah kebaikan. Manusia yang menggunakan akalnya dengan baik dan dapat mengendalikan hawa nafsunya maka derajat manusia itu lebih tinggi daripada malaikat.

           Marilah kita berjihad di jalan Allah, memerangi musuh besar yang ada dalam diri kita, marilah kita jadikan hawa nafsu itu tunduk kepada perintah Allah. Jangan pernah menjadikan hawa nafsu menjadi pengangan kita untuk bertindak sesuatu yang tidak diredhai Allah. Dengan kekuatan iman yang kita miliki tentu kita bisa berjihad untuk melawan musuh yang paling besar yang ada dalam diri kita.
“Barang siapa yang berperang demi menjunjung kalimat Allah setinggi mungkin, maka ia berada di  jalan Allah”. (Hadist Muttafaq Alaih)


Alhafizh Ibnu Hajar Bulughul  Maram Ed. Terj. 2010 Media Akbar


Entri Populer